MASA PRAISLAM ATAU MASA NABI MUHAMMAD SAW
Disusun Untuk Memenuhi Tugas:
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Muhammad Ghufron
Dimyati, M.S.I
Disusun Oleh :
1.
Dwi
Rakhmawati (2023113030)
2.
Nur
Maulina Ajrin (2023113098)
Kelas A
Prodi
PGMI
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2014
MASA
PRAISLAM ATAU MASA NABI MUHAMMAD SAW
BAB 1
A. PENDAHULUAN
Sebelum
islam masuk ke bangsa Arab, dimana kebanyakan bangsa Arab menyembah
berhala/patung, banyak pula yang menyembah malaikat, jin, ruh, hantu dan
binatang. Kehidupan sosial yang penuh dengan foya-foya, zaman ini yang kita
kenal dengan zaman Jahiliyah. Tentunya zaman yang sering disebut – sebut oleh
sejarawan ini memiliki cerita yang perlu kita tahu, dan mengerti. Yang akan
menjadi sabuk untuk generasi selanjutnya. Bukankah kita tahu bahwa pengalaman
adalah guru kita, pengalaman sama halnya dengan sejarah.
Islam sekarang sudah tumbuh pesat
dikalangan bangsa manapun, bukan hanya di bangsa Arab. Berkembang dengan sangat
pesat, namun tidak semudah itu Islam bisa langsung berkembang tanpa adanya
perjuangan. Nabi Muhammad SAW adalah pejuang islam , perjuangan beliau melawan
dan menaklukan bangsa Arab sebelum islam luar biasa, hal yang patut kita
ketahui dan contoh. Dengan sikap beliau yang tangguh, sabar, cerdas, bijaksana,
zaman kebodohon, kebobrokan, dan zaman menyimpang dari ketentuan – ketentuan
Allah, dapat ditaklukan. Hingga membawa islam berkembang sampai saat ini,
melalui generasi-generasi islam yang tidak jauh perjuangannya dalam islam.
Inilah yang akan kita pelajari
bersama, mengetahui, mengerti, dan mengapresiasikan bersama melalui sejarah
pada masa praislam atau masa nabi Muhammad SAW. Bagaimana perjuangan beliau
dalam menyebarkan agama Islam.
BAB II
B. PEMBAHASAN
Peradaban dunia menjelang lahirnya Islam
telah menyimpang jauh dari ketentuan ajaran Allah. Pada masa praislam terdapat
dua kekuatan peradaban dunia, yaitu peradaban Romawi Timur, dan Peradaban
Persia. Dua negara yang menjadi tetangga Arab, tempat lahirnya Islam.
Peradaban Arab ketika itu memiliki corak,
yaitu bobroknya moralitas, bahkan sama sekali tidak mencerminkan budaya yang
positif, sehingga peradaban Arab ketika itu disebut sebagai peradaban
Jahiliyah. [1]
1.
Peradaban Romawi Timur
Kerajaan Romawi didirikan pada tahun 753
sebelum Masehi (SM), dengan ibu kotanya Roma, dan usianya lebih sepuluh abad.
Bulan Mei 30 M terjadi perpecahan dalam Kerajaan Romawi yang berpusat di Roma,
yaitu pecah menjadi dua kerajaan; Kerajaan Romawi Barat ( Roma) dan Kerajaan
Romawi Timur, dengan ibu kota Konstatinopel, dan Konstantinus Agung (Kaisar
Constantin) sebagai Maharajanya.
Kerajaan Romawi mengalami puncak kejayaan
pada masa Maharaja Yustianus I (527 – 565 M), dan pada zamannya pula terjadi
peperangan seru dengan Kerajaan Persia Saasanid, dan berakhir dengan “ Perjanjian Damai Kekal” yang tidak kekal.
Dengan jasa dua orang panglimanya I (Belisarius dan Narses) Yustianus berhasil
merebut Afrika Utara, Italia, dan lain – lain dari tangan bangsa Vandal dan Got
Timur.
Ada beberapa hal yang menjadi sorot dunia
dari Peradaban Romawi, yaitu
a.
Agama
Negeri
– negeri yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Romawi Timur umumnya beragama
Nasrani, yang terbagi menjadi beberapa aliran, yaitu:
a)
Aliran
Yaaqibah, banyak dianut di Mesir, Habsyah.
b)
Aliran
Nasathirah, banyak dianut di Musil, Irak, dan Persia.
c)
Aliran
Mulkaniyah, banyak dianut di Afrika Utara, Sicilia, Syiria, dan Spanyol.
Perdebatan – perdebatan seru terus terjadi
antara aliran – aliran ini tentang keyakinan kepercayaan kepada Allah.
Dilukiskan dalam Al – Qur’an tentang kepercayaan mereka.
ô‰s)s9 txÿŸ2 šúïÏ%©!$# (#þqä9$s% žcÎ) ©!$# uqèd ßxŠÅ¡yJø9$# ßûøó$# zOtƒótB ( tA$s%ur ßxŠÅ¡yJø9$# ûÓÍ_t7»tƒ Ÿ@ƒÏäÂuŽó Î) (#r߉ç6ôã$# ©!$# ’În1u‘ öNà6/u‘ur ( ¼çm¯RÎ) `tB õ8ÎŽô³ç„ «!$$Î/ ô‰s)sù tP§ym ª!$# Ïmø‹n=tã sp¨Yyfø9$# çm1urù'tBur â‘$¨Y9$# ( $tBur šúüÏJÎ=»©à=Ï9 ô`ÏB 9‘$|ÁRr& ÇÐËÈ
“ Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang
berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam", Padahal
Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.”(QS. Al – Maidah
(5): 72).
ô‰s)©9 txÿŸ2 tûïÏ%©!$# (#þqä9$s% žcÎ) ©!$# ß]Ï9$rO 7psW»n=rO ¢ $tBur ô`ÏB >m»s9Î) HwÎ) ×m»s9Î) Ó‰Ïnºur 4 bÎ)ur óO©9 (#qßgtG^tƒ $£Jtã šcqä9qà)tƒ £`¡¡yJu‹s9 šúïÏ%©!$# (#rãxÿx. óOßg÷YÏB ëU#x‹tã íOŠÏ9r& ÇÐÌÈ
“ Sesungguhnya kafirlah orang0orang yang
mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", Padahal
sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. jika mereka tidak
berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir
diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.”(QS. Al – Maidah (5): 73).
øŒÎ)ur tA$s% ª!$# Ó|¤ŠÏè»tƒ tûøó$# zNtƒótB |MRr&uä |Mù=è% Ĩ$¨Z=Ï9 ’ÎTrä‹ÏƒªB$# u’ÍhGé&ur Èû÷üyg»s9Î) `ÏB Èbrߊ «!$# ( tA$s% y7oY»ysö6ß™ $tB ãbqä3tƒ þ’Í< ÷br& tAqè%r& $tB }§øŠs9 ’Í< @d,ysÎ/ 4 bÎ) àMZä. ¼çmçFù=è% ô‰s)sù ¼çmtGôJÎ=tæ 4 ãNn=÷ès? $tB ’Îû ÓŤøÿtR Iwur ÞOn=ôãr& $tB ’Îû y7Å¡øÿtR 4 y7¨RÎ) |MRr& ãN»¯=tã É>qã‹äóø9$# ÇÊÊÏÈ
“ dan (ingatlah) ketika Allah berfirman:
"Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu mengatakan kepada manusia:
"Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah?". Isa
menjawab: "Maha suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang
bukan hakku (mengatakannya). jika aku pernah mengatakan Maka tentulah Engkau
mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada
diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui perkara yang
ghaib-ghaib". (QS. Al – Maidah (5): 116).
b.
Filsafat
Kebudayaan
Romawi merupakan lanjutan dari Kebudayaan Yunani, yang terkenal dengan tokoh –
tokoh filsafat yang terkenal, seperti Aristoteles, Plato, dan lain sebagainya.
Jurdi Zaidan, membagi kebudayaan Yunani menjadi tujuh zaman, yaitu:
a). Masa Dongeng (mitologi), yaitu zamannya
Yunani Purba.
b). Masa Pahlawan (heroik) (900 – 700 SM).
c). Masa Lyric (perasaan) (700 – 500 SM).
d). Masa Keemasan (500 – 323 SM).
e). Masa Iskandary (323 – 146 SM).
f). Masa Yunani – Romawi (142 SM – 550 SM).
f). Masa Bizantium (550 – 1453 M).
c. Bahasa dan Kesenian
Wilayah Kerajaan Romawi Timur, ada tiga
bahasa yang berpengaruh, yaitu bahasa Latin, bahasa Greek, dan bahasa Suryani.
Dalam bahasa - bahasa inilah ditulis
kitab-kitab suci, undang - undang , cerita – cerita, sajak – sajak, dan
sebagainya. Kesenian dan kesusastraan Bizantium timbul kira – kira pada abad
ke-5 dalam kemaharajaan Romawi Timur. Kesenian ini berkembang terus di Rusia
dan Balkan. Kesenian Romawi sangat maju pada masa Kaisar Yustianus I (527 – 565
M) dan pengganti – penggantinya. Bangunan gereja berkubah yang terkenal yaitu
Gereja Aya Sophia, dan banyak didirikan gereja – gereja yang berbentuk silang
Yunani berkubah lima. Disamping itu terjadi kegiatan seni lukis, seni pahat,
seni bahasa, seni suara, filsafat, dan sebagainya, dan semuanya berjiwa dan
bersemangat gereja.
2.
Peradaban Persia
Kerajaan Persia merupakan saingan dari
Kerajaan Romawi Timur, dimana kedua kerajaan
terus menerus berperang karena masing – masing kerajaan tersebut
merebutkan daerah kekuasaan dan pengaruh.
Permusuhan antara dua kerajaan
tersebut terus berlangsung sehingga keduanya mengalami kemunduran dan
kehancuran, hal tersebut terus berlangsung sampai datangnya Islam, dimana
akhirnya dua kerajaan yang disebut super
power itu menyerah kalah kepada
kebenaran Islam.
Ada
beberapa hal yang menjadi sorot dunia dari Peradaban Persia, yaitu:
a. Agama
Masyarakat Persia lama cenderung untuk
menyembah berbagai alam nyata, seperti langit biru, cahaya, api, udara, air,
dan sebagainyaa, yang semua makhluk itu mereka pandang sebagai tuhan. Ada alam
yang merupakan tuhan baik dan ada pula alam yang merupakan tuhan buruk.
a). Zoroaster ( Nabi orang Persia)
Ajaran
Zoroaster terdiri atas dua prinsip (seperti agama lama), yaitu sebagai berikut:
·
Alam
berjalan sesuai dengan “kanun” yang tertentu
·
Dalam
alam selalu ada pertentangan antarberbagai kekuatan, antara cahaya dengan
gelap, anatara subur dengan tandus, dan lain – lain..
b). Almanuwiyah (aliran agama termasyhur di
Persia)
Diciptakan
oleh pemimpinnya yang bernama Manu
atau Many pada tahun 215 M. Mazhab
Almanuwiyah banyak berkembang di Asia dan Eropa. Ajaran – ajarannya, yaitu
campuran ajaran agama Zoroaster dengan ajaran agama Nasrani.
c). Mazdak
(pengikut Many)
Sekitar
tahun 487 M lahirlah di Persia seorang ahli filsafat yang bernama Mazdak, ia
membawa paham baru dalam agama dua tuhan; tuhan cahaya dan tuhan gelap. Adapun
yang membedakan ia dengan gurunya, yaitu
dalam hal ajaran yang mirip dengan komunisme, yang mengatakan bahwa manusia
dilahirkan sama, karena itu haruslah hidup sama juga. Persamaan yang
terpenting, yaitu dalam hal memiliki harta dan wanita. Menurut Mazdak pangkal
perselisihan adalah harta dan wanita. Oleh karena itu terhadap harta dan wanita
tidak boleh ada pemiliknya yang khas, keduanya adalah milik bersama.
b.
Bahasa
Pada masa pemerintahan “ Dinasti
Sassanid” yang menjadi bahasa Persia resmi yaitu bahasa Pahlawi, dan juga
menjadi bahasa kitab suci mereka, Avesta. Oleh karena itu, pengaruh kitab agama
ini dalam memelihara dan memperkembangkan bahasa Pahlawi besar sekali.
Islam telah menggantikan
bahasa dan huruf Pahlawi dengan bahasa dan huruf Arab. Yang masih tersisa dari
bahasa dan huruf Pahlawi itu, batu – batu tertulis, sejumlah peraturan dari
Kerajaan Sassanid mengenai perkawinan, perbudakan, dan lain – lain.
c.
Kesenian
Hasil
seni Persia yang paling kuno, yaitu keramik, patung – patung, berbagai perabot
dari perunggu dan lain – lain (5.000 – 1000 SM),seni lukis, dan arsitektur
(550SM – 1.600 M). Masa – masanya dapat dibagi sebagai berikut:
a). Masa Dinasti Akhmaeminid (sampai tahun 350
SM).
b). Masa Dinasti Seleukos dan Arsacid (sampai
tahun 250 SM).
c). Masa Dinasti Sassanid (sampai tahun 650 M).[2]
3. Periode Makkah
Dalam
sejarah Peradaban Islam, sejarah hidup Nabi Muhammad SAW biasanya dibedakan
menjadi dua, yaitu ketika Nabi Muhammad menjalani hidupnya di Makkah dan di Madinah.
Sebelum
Islam datang di tanah Arab, sebenarnya masyarakat Arab bukan tidak
berkeyakinan, mereka sudah memiliki keyakinan tertentu yang dikenal dengan
Paganisme, mereka tidak mengingkari adanya Tuhan, tetapi umumnya mereka
menggunakan perantara yaitu patung – patung
atau berhala untuk menyembah Tuhan mereka.[3]
a.
Sifat
– sifat Nabi Muhammad yang Terpuji
Nabi Muhammad lahir di kota Makkah pada
tanggal 20 Agustus tahun 570 M. Tahun ini disebut juga dengan tahun Gajah
karena pada tahun tersebut terjadi penyerangan terhadap ka’bah yang dilakukan
oleh Raja Abrahah dari Yaman. Ayah Nabi Muhammad bernama Abdullah dan ibunya
bernama Aminah. Muhammad terbilang anak yatim karena ayahnya meninggal ketika dia
masih dalam kandungan. Ayahnya meninggal di Madinah yaitu ketika perjalanan
pulang dari kota Syam.
Pada tahun pertama, dakwah Islam dilakukan
secara sembunyi – sembunyi. Nabi Muhammad mulai melaksanakan dakwah Islam di
lingkungan keluarga, mula – mula istri beliau sendiri, yaitu Khadijah, yang
menerima dakwah beliau, kemudian Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar sahabat beliau,
zaid bekas budak beliau. Banyak yang masuk Islam dengan perantara Abu Bakar
yang terkenal dengan Assabiqunal Awwalun (orang-orang
yang lebih dahulu masuk Islam), mereka adalah Ustman bin Affan, Zubair bin
Awwan, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdur Rahman bin ‘Auf, Thalhah bin ‘Ubaidillah,
Abu ‘Ubaidilah bin Jarrah, dan Al- Arqam bin Abil Arqam, yang rumahnya
dijadikan markas untuk berdakwah (rumah Arqam). Setelah turunnya surat Al Hijr,
Nabi Muhammad mulai berdakwah terang – terangan. Namun beliau mendapat
penolakan dari kaum kafir Quraisy, karena
a.
Mereka
tidak dapat membedakan kenabian dan kekuasaan.
b.
Nabi
menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya.
c.
Para
pemimpin Quraisy tidak percaya akan ajaran Nabi
d.
Taklid
kepada nenek moyang adalah kebiasaan mereka
e.
Pemahat
dan penjual patung, menganggap Islam sebagai penghalang rezeki.
Tekanan dari orang – orang
kafir semakin keras, terlebih setelah meninggalnya Abu thalib dan Khadijah.
Yang terjadi pada tahun kesepuluh kenabian. Tahun ini merupakan tahun kesedihan
(Amul Khuzn).
Karena di Mekah mendapat
rintangan, Nabi memutuskan berdakwah di luar Mekah. Namun di Thaif beliau
dicaci dan dilempari batu sampai beliau terluka. Untuk menguatkan hati beliau,
Allah mengutus dan mengisra’ dan memi’rajkan pada tahun kesepuluh.
Setelah peristiwa Isra dan
Mi’raj, perkembangan besar kemajuan dakwah Islam terjadi, yaitu dengan
datangnya sejumlah penduduk Yatsrib (Madinah) untuk berhaji ke Mekah. Hingga
pada akhirnya menjadi pengikut Nabi Muhammad kurang lebih 150 kaum.
4. Periode
Madinah
Dalam periode ini, Nabi Muhammad meletakkan dasar –
dasar masyarakat Islam Madinah,sebagai berikut.
a.
Mendirikan
masjid.
b.
Mempersatukan
dan mempersaudarakan antara kaum Anshar
dan kaum Muhajirin.
c.
Perjanjian
saling membantu antara sesama kaum muslimin dan bukan muslim.
d.
Meletakkan
dasar – dasar politik, ekonomi, dan sosial untuk masyarakat baru.
Peristiwa
–peristiwa di Madinah,
a.
Pertentangan
antara Yahudi dengan kaum muslimin, yaitu sikap ingkar janji yang dilakukan
kaum Yahudi.
b.
Perjanjian
Hudaibiyah ( 6 H), yang berisi.
a). Kaum muslimin belum boleh mengunjungi ka’bah
saat itu.
b). Lama kunjungan dibatasi hanya 3 hari.
c).
Kaum muslimin wajib mengembalikan orang – orang Mekah yang melarikan diri ke
Madinah, namun sebaliknya, pihak Quraisy tidak boleh menolak orang – orang
Madinah yang kembali ke Mekah.
d).
Selama sepuluh tahun diberlakukan gencatan senjata antara masyarakat ,adinah
dan Mekah.
e). Tiap kabilah yang ingin masuk ke dalam
persekutuan kaum Quraisy atau kaum muslimin, bebas melakukannya tanpa mendapat
rintangan.
c.
Fathu Mekah, kaum kafir Quraiys melanggar perjanjian Hudaibiyah.
5. Peperangan
dalam Islam
Kaum muslimin diperbolehkan
berperang dengan kaum kafir, dengan dua alasan. Alasan Normatif
diperbolehkannya berperang dalam islam, menurut Hasan Ibrahim Hasan adalah
Pertama, untuk mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya. Kedua, untuk menjaga keselamatan dalam
kepercayaan dan mempertahankannya dari mereka yang menghalanginya.
Peperangan
pada masa Nabi Muhammad
a. Ghazwah,
perang yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad
a). Perang Badar (17 Ramadhan 2 H), yang terjadi
di lembah Badar, 125 km selatan Madinah. Perang ini merupakan puncak
pertingkaian, antara kaum muslimin Madinah dan musyrikin Quraisy Mekah.
b). Perang Uhud (Sya’ban 3 H), yang terjadi di
Bukit Uhud. Dilatarbelakangi kekalahan kaum Quraiys pada Perang Badar sehingga
timbul keinginan untuk membalas dendam kepada kaum muslimin.
c). Perang Khandaq (Syawal 5 H), terjadi di
sekitar kota Mandinah bagian utara. Perang ini dikenal perang Ahzab (perang
gabungan) Perang yang melibatkan kabilah Arab dan Yahudi yang bekerja sama
melawan Nabi Muhammad. Disamping itu Yahudi mencari dukungan kabilah Gatafan.
d). Perang Mu’tah (8 H), yang terjadi di desa
Mu’tah. Perang yang terjadi karena Haris Al – Ghassani, raja Hirah, menolak
penyampaian wahyu dan ajakan masuk Islam yang dilakukan Nabi Muhammad.
e). Penaklukan kota Mekah/ Fathu Mekah (8 H),
terjadi sekitar kota Mekah. Latar belakangnya adanya anggapan kaum Quraiys
bahwa kekuatan kaum muslimin telah hancur akibat kalah dari perang Mu’tah.
f). Perang Hunain (8 Safar 8 H), terjadi di
lembah Hunain, 70 km dari kota Mekah. Perang Hunain merupakan balas dendam kaum
Quraisy karena Fathu Mekah.
g). Perang Tha’if (8 H), pasukan muslimin
mengejar sisa kaum pasukan Quraisy yang melarikan diri dari Hunain, sampai ke
kota Thaif.
h). Perang Tabuk (9H), Lokasi di kota Tabuk,
perbatasan antara semenanjung Arabia dan Syam (Syuriah). Heraclius, penguasa
Romawi timur, menyusun pasukan besar untuk menyerang kaum muslimin.
i). Perang Widan (12 Robiul awal 2 H), terjadi di
Widan, sebuah desa antara Mekah dan Madinah.
b. Sariyah,
perang yang dipimpin oleh sahabat atas penunjukan Nabi Muhammad.
a). Sariyah
Hamzah bin Abdul Mutholib (Ramadhan 1 H). Perang ini merupakan sariyah pertama
yang terjadi dalam sejarah Islam, berlangsung di dataran rendah Al – Bahr,
tidak jauh dari kota Madinah.
b).
Sariyah Ubaidilah bin Haris (Syawal 1
H), sariyah ini berlangsung di Al- Abwa’, desa
antara Mekah dan Madinah.
c). Sariyah
Abdullah bin Jahsy (Rajab 2 H), perang ini terjadi di Nakhlah, antara Thaif
dan Mekah.
d). Sariyah
Qirdah (Jumadil akhir 3 H), berlangsung di sumur Qirdah, suatu tempat di
Najd (Arab Saudi).
e). Sariyah
Bani Asad (4 H), berlangsung di gunung Asad, di sebelah timur Madinah.
f). Sariyah
Raji’ (4 H), berlangsung di Raji’ yakni suatu daerah yang terletak di
antara Mekah dan Asfan, dan melibatkan pasukan muslimin melawan Bani Husail.
g). Sariyah
Bi’ru Ma;unah (Safar 4 H ), berlangsung
di wilayah timur Madinah antara kaum muslim dan Bani Amir.
h).
Sariyah Ijla’ Bani Nadir, sariyah
yang dilakukan untuk mengusir Bani Nadir
dari tempat tinggal mereka.
i). Sariyah
Zi Al – Qissah, berlangsung di Zi Al – Qissah, sekitar 24 mil dari Madinah.
j). Sariyah
Ka’b bin Umair Al – Gifari ( 8 H), dilatar belakangi penolakan kaum musyrikin
di Zat Atlah, suatu tempat di Syam (Suriah).
6. Misi
Dakwah Nabi Muhammad
Dalam
menyampaikan misi – misi, Nabi menggunakan strategi yang sangat tepat. Nabi
mengutus beberapa sahabatnya yang ahli dalam bidang politik dan berdiskusi
untuk menyampaikan dakwah. Di antara sahabat – sahabat Nabi, antara lain
a. Amr bin Umayyah Adh – Dhamiri. Mula –
mula diutus membawa suratnya kepada An – Najasi Raja Ethiopia. Kemudian kepada
Musailamah Al – Kadzzab dengan membawa surat pula. Setelah itu ia diutus pula
kepada Farwah bin Amr Al – Juzami, Gubernur Romawi di Amman, untuk mengajak
masuk Islam.
b. Dahyah bin Khalifah Al – Kalabi, diutus
membawakan surat kepada Heraclius, Kaisar Romawi.
c. Abdullah bin Hudzaifah, diutus
membawakan surat kepada Kisra, Raja Persia.
d. Suja’ bin Wahhab Al – Asadi, diutus
membawakan surat kepada Al – Harits bin Syamar di Syiria.
e. Salith bin ‘Amr Al – Amiri, diutus
membawakan surat kepada Hudzah bin Ali dan kepada Tsamamah bin Astal di
Yamamah.
f. Hatib bin Abi Balta’ah diutus membawakan
surat kepada Muqauqis, gubernur Romawi di Mesir.
g. Al- I’la bin Al – Hadhrami, diutus
membawakan surat kepada Al- Mundzir bin
Sawi, Raja Bahrain.
h. Al- Muhajir bin Umayah Al- Makhzumi, diutus
kepada Al- Harits bin Kilal di Yaman, untuk mengajaknya masuk Islam.
i. Abu Musa Al- Asy’ari, diutus ke satu daerah
di Yaman untuk menyampaikan dakwah dan ajaran serta pengajaran tentang hukum –
hukum Islam.
j. Muadz bin Jabal, diutus ke daerah Yaman
lainnya dengan tugas yang sama dengan Abu Musa Al – Asy’ari.
k. Ali bin Abi Thalib, juga diutus ke
Yaman.
l. Jarir bin Abi Abdillah Al- Bajali, diutus
kepada Dzi Kilak dan Dzi Imrah.
m. Uyainah bin Hisham Al- Fazawi, diutus
kepada Aslam dan Ghafar.
n. Buraidah bin Al- Hasib Al – Aslami,
diutus untuk mengajak kaumnya, Bani Juhainah.
o. Rafi’ bin Makits Al – Juhaini, diutus
mengajak kaumnya, Bani Juhainah.
p. Amr bin Ash, diutus kepada Raja ‘Umam di
Teluk Persia yang bernama Jaifar dan saudaranya Abdu dengan membawa surat dari
nabi. Kemudian dia diutus lagi kepada Bani Fuzarah di Ghaffan.
q. Ad- Dhahhak bin Sufyan bin Auf, diutus
untuk mengajak kaumnya.
r.
Yasar bin Suyfan Al- Ka’bi, diutus kepada kaumnya Bani Ka’ab.
s. Usamah bin Zaid, diutus kepada Harakat
dari Kabilah Juhainah.
Dengan misi- misi dakwah Nabi Muhammad
yang diutus menyampaikan pesan – pesan dakwah untuk menegakkan agama Islam
kepada para pemimpin negara sekitar dan juga kepada kabilah atau bangsa sekitar
yang ternyata mempunyai pengaruh sangat besar bagi perkembangan agama Islam
selanjutnya.
7.Masa
Terakhir Nabi Muhammad
Pada
tahun 9
dan 10 H (630-632 M) banyak suku dari pelosok Arab yang mengirimkan
delegasi atau utusan kepada Nabi Muhammad menyatakan pengakuan akan kekuasaan
Islam. Oleh karena itu, tahun tersebut disebut dengan tahun perutusan. Pada
tahun 10 H (631 M) Nabi Muhammad beserta rombongan yang besar melaksanakan
haij, inilah haji yang terakhir bagi beliau yang merupakan haji perpisahan
atau haji wada’. Dalam kesempatan itu
turunlah ayat yang terakhir dari Alquran, yakni surat Al- Maidah (5) ayat 3.
Dalam kesempatan itu Nabi Muhammad menyampaikan
khutbahnya yang sangat bersejarah, yang isinya merupakan prinsip – prinsip yang
mendasari gerakan Islam, dan yang terpenting adalah bahwa umat Islam harus
selalu berpegang pada dua sumber, yaitu Alquran dan sunnah. Apabila
prinsip-prinsip itu disimpulkan adalah kemanusiaan, persamaan, keadilan sosial,
keadilan ekonomi, kebajikan, dan solidaritas.
Rosulullah mulai sakit keras. Istri- istri Rasulullah
meminta izin untuk merawatnya di rumah Aisyah, dan Rosulullah mengizinkannya.
Untuk terakhir kalinya Rasulullah naik mimbar. Diantara pesan yang Rasulullah
katakan pada saat itu adalah, Aku
berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik terhadap orang-orang Anshar.
Sesungguhnya orang- orang Anshar adalah orang- orang sekatku di mana aku
berlindung kepada mereka. Karena mereka telah melalui apa yang menjadi beban
mereka dan masih tersisa apa yang akan menjadi hak mereka. Oleh karena itu,
berbuat baiklah kepada siapa saja di antara mereka yang melakukan kesalahan.
Tatkala sakitnya semakin keras, maka Rasulullah bersabda ”Suruhlah Abu Bakar untuk memimpin manusia
melakukan shalat”.
Rosulullah meninggal pada saat Dhuha pada hari Senin
tanggal 12 Robiul Awal tahun 11 H (8 Juni 632 M). Pada saat wafat Rasulullah
berusia 63 tahun.[4]
BAB III
C.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian di atas
disimpulkan bahwa Nabi Muhammad telah mampu menjalankan peranannya sebagai
pemimpin agama, seorang negarawan, dan sekaligus seorang negarawan dan
sekaligus pemimpin politik dan administrasi yang cakap. Padahal sebelum Islam
keadaan masyarakat yang begitu bobrok, dapat ditaklukan dengan kecerdasan yang
luar biasa. Sebagai kaumnya sepantasnya
mencontoh perjuangan beliau dalam membela agama Allah, dan hadapi segala
rintangan dengan kecerdasan emosional, intelektual.
Demikian sedikit
uraian dari penulis, kurang lebihnya mohon maaf, semoga dapat bermanfaat untuk
kita semuanya sebagai pengikut ajaran Nabi Muhammad SAW.
DAFTAR PUSTAKA
Amin
Samsul Munir. 2010. Sejarah Peradaban
Islam. Jakarta: Amzah.
Mutholib
Abdul, dkk.1996. Sejarah Kebudayaan Islam
1. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Fu’adi
Imam. 2011. Sejarah Peradaban Islam.
Yogyakarta: Teras.
No comments:
Post a Comment