MAKALAH
Disusun
guna memenuhi tugas
Mata Kuliah :
Pengembangan
Kurikulum
Dosen Pengampu :
M. Hufron Dimyati, M.Si
Disusun
oleh:
1.
Haifatul
Isnani (342112009)
2.
Sri Rahayu (3421120 )
Kelas:
T3A
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KI AGENG PEKALONGAN
(STIKAP)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini apabila diperhatikan
perkembangan yang terjadi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi secara umum,
cukup memberi kelegaan pada kita bersama. Karena pada berbagai bidang ilmu
pengetahuan seperti telekomunikasi, kesehatan, pertanian dan lain-lain terjadi
perkembangan yang cukup menggembirakan. Tapi bilamana dilihat pula perkembangan
yang terjadi dalam dunia pendidikan khususnya pada sektor keguruan atau tenaga
kependidikan, maka kita akan merasa kecewa dan sedih. Apalagi kalau ditelusuri
lebih jauh ke pelosok-pelosok dan sekolah-sekolah terpencil yang ada di desa-desa. Pada
umumnya, hasil pendidikan yang diharapkan oleh para orang tua dan kita bersama
belum dapat dicapai dimana kenyataan yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar
peserta didik memiliki tingkat pencapaian prestasi akademik yang belum
memuaskan.
Meskipun berbagai usaha telah dilakukan oleh
pemerintah untuk memecahkan persoalan yang ada, namun berdasarkan sinyalemen
beberapa pihak ternyata masih saja dijumpai kelemahan dan kekurangan dalam
penyelenggaraan pendidikan, baik di tingkat dasar, menengah maupun di jenjang
perguruan tinggi. Salah satu kekurangan atau kelemahan yang mendasar tampak
pada implementasi kurikulum, yang notabenenya fungsi dan peranan ini berada
dipundak para guru (praktisi pendidikan). Hal ini mengindikasikan bahwa
kemampuan dan keterampilan guru dalam mengimplementasikan kurikulum dianggap
belum menggembirakan dan masih perlu ditingkatkan, agar mereka dapat mengemban tugas
dan tanggung jawab sebagai implementator kurikulum yang baik.[1]
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang
tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan untuk terfokusnya
kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Tahapan-tahapan dalam
implementasi kurikulum?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang
mempengaruhi implementasi kurikulum?
3. Apa saja Prinsip-prinsip dalam
implementasi kurikulum?
4. Unsur-unsur apa sajakah yang
terdapat dalam Implementasi Kurikulum?
5. Bagaimanakah Komponen-komponen
Rencana Implementasi Kurikulum?
6. Apa saja Model-model Implementasi
kurikulum?
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Makalah ini ditulis dalam tiga
bagian meliputi:
Bab I Bagian pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang masalah, rumusan
masalah dan tujuan penulisan makalah;
Bab II Pembahasan ;
Bab III Simpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM
1. Pengertian implementasi kurikulum
Secara sederhana Implementasi bisa diartikan
pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky (1979) mengemukakan
Implementasi adalah perluasan aktivitas yang
saling menyesuaikan. Pengertian lain
dikemukakan oleh schubert bahwa Implementasi merupakan sistem rekayasa. Pengertian-pengertian ini
memperlihatkan bahwa kata Implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi,
tindakan, atau mekanisme suatu sistem.[2]
Implementasi merupakan suatu
proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam bentuk tindakan
praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,
keaterampilan, maupun nilai dan sikap.
Implementasi kurikulum adalah penerapan atau
pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya,
kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa
dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta
didik, baik perkembangan intelektual,
emosional, serta fisiknya.
A.Tahapan – tahapan Implementasi Kurikulum
Implementasi kurikulum mencakup
tiga tahapan pokok yaitu;
a. Pengembangan program,
mencakup program tahunan, semester atau catur wulan, bulanan, mingguan dan
harian. Selain itu ada juga program bimbingan dan konseling atau program
remedial.
b. Pelaksanaan pembelajaran.
Pada hakekatnya, pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungannya.sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih
baik.
c. Evaluasi, proses yang
dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum caturwulan atau semester
serta penilaian akhir formatif atau sumatif mencakup penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan
evaluasi pelaksanaan kurikulum.
B. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kurikulum
Implementasi kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor,
yaitu;
a. karakteristik kurikulum, yang mencakup ruang lingkup bahan ajar,
tujuan, fungsi, sifat dan sebagainya.
b. strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi kurikulum
seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya penyediaan buku kurikulum dan
berbagai kegiatan lain yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.
c. karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, serta nilai dan sikap guru
terhadap kurikulum dalam pembelajaran.[3]
Sedang Marsh (1980) mengemukakan
tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum yaitu : dukungan kepala sekolah, dukungan
rekan sejawat guru, dan dukungan internal dalam kelas.[4]
C. Prinsip – prinsip Implementasi Kurikulum
Dalam implementasi kurikulum,
terdapat beberapa prinsip yang menunjang tercapainya keberhasilan, yaitu :
a. perolehan kesempatan yang sama.
Prinsip ini mengutamakan
penyediaan tempat yang memberdayakan semua peserta didik secara demokratis dan
berkeadilan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Seluruh peserta didik berasal dari
berbagai kelompok, termasuk kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan
sosial yang memerlukan bantuan khusus.
b. Berpusat pada anak.
Upaya untuk memandirikan peseta
didik untuk belajar, bekerjasama dan menilai
diri sendiri sangat diutamakan agar peserta didik mampu membangun
kemauan, pemahaman dan pengetahuannya.
c. Pendekatan dan kemitraan.
Seluruh pengalaman belajar dirancang secara
berkesinambungan,mulai dari taman kanak – kanak hingga kelas I sampai kelas
XII. Pendekatan yang digunakan dalam
pengorgaisasian pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan mengintegrasikan
berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut
kemitraan dan tanggung jawab bersama dari peserta didik, guru, sekolah,
perguruan tinggi, dunia kerja dan industri, orang tua dan masyarakat.
d. Kesatuan dalam kebijakan dan
keberagaman dalam pelaksanaan.
Standar kompetensi disusun oleh
pusat dengan cara pelaksanaannya disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan masing – masing daerah atau sekolah.
D. Unsur – unsur Implementasi Kurikulum
Dalam implementasi kurikulum,
terdapat unsur terkait sebagai berikut :
a. Pelaksanaan kurikulum.
Pelaksanaan kurikulum menerapkan prinsip
“kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan”.
b. Bahasa Pengantar
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
menjadi bahasa pengantar dalam kegiatan pembelajaran. Jika diperlukan, bahasa
daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam beberapa tahap awal
pendidikan. Dalam penyampaian atau penyajian keterampilan tertentu, bahasa asing seperti inggris dapat
digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk
mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik.
c. Hari Belajar
Jumlah hari belajar dalam satu tahun pelajaran
adalah 204 sampai 240 hari, jumlah minggu efektifnya adalah 34 sampai 40 hari,
dan pengaturannya dilaksanakan dengan sistem semester.
d. Kegiatan Kurikulum
Kegiatan kurikuler dikelompokkan menjadi
kegiatan Intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler merupakan
kegiatan pembelajaran untuk menguasai kompetensi dengan pertimbangan hak – hak
dan kewajiban peserta didik serta efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
kegiatan. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran diluar kegiatan
intrakurikuler yang diselenggarakan secara kontekstual dengan keadaan dan
kebutuhan lingkungan yang dilakukan untuk
memenuhi tututan penguasaan kompetensi mata pelajaran, pembentukan
karakter bangsa dan peningkatan kecakapan hidup yang alokasi waktunya diatur
secara tersendiri berdasarkan kebutuhan dan kondisi sekolah.
e. Tenaga Pendidikan
Guru bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran dan melakukan bimbingan
pelatihan. Kepala Sekolah bertugas melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan serta pengawasan dan pelayanan
profesional untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada tiap satuan
pendidikan. Adapun pengawas bertugas merencanakan, melaksanakan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan dan pengelolaan pendidikan.
f. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan sumber
belajar, buku dan alat pembelajaran, yang disediakan pemerintah dan masyarakat
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki.
g. Remedial, Pengayaan dan Percepatan Belajar
Sekolah memberikan layanan bagi peserta didik
yang mendapat kesulitan belajar melalui kegiatan remedial, adapun peserta didik
yang menuntaskan kompetensi lebih cepat dari waktu yang ditentukan dapat
memperoleh program pengayaan serta dapat mengikuti program percepatan belajar.
h. Bimbingan dan Konseling
Sekolah memberikan bimbingan dan konseling
kepada peserta didik dalam konteks pengembangan kepribadian sosial, karier dan
belajar lanjutan.
i. Pengembangan atau Penyusunan
Silabus
Dinas pendidikan provinsi serta kabupaten
atau kotamadya dapat mengordinasikan kegiatan penyusunan silabus.
Penyusunan silabus dapat dilakukan oleh
tim pengembang kurikulum di daerah dengan melibatkan
narasumber yang ahli di bidangnya. Standar kompetensi dan
silabus muatan lokal dapat disusun untuk melayani kebutuhan potensi, kekhasan dan keunggulan
budaya lokal. Silabus khusus perlu disusun untuk
melayani peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial dan juga mereka
yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
j. Pengelolaan Kurikulum
Pengelolaan kurikulum disekolah dilakukan
dengan memberdayakan seluruh unsur penyelenggara pendidikan, komite sekolah,
dewan pendidikan serta dunia usaha dan industri sesuai dengan kondisi,
kebutuhan dan potensi untuk mewujudkan pencapaian standar kompetensi nasional.
k. Sekolah Bertaraf Internasional.
Sekolah bertaraf internasional
dapat menggunakan kurikulum nasional, internasional atau penggabungan antara
kurikilum nasional dan kurikulum internasional, yang disesuaikan dengan
kekhasan serta potensi sekolah dan daerah.
E. Komponen – komponen Rencana Implementasi Kurikulum
Rencana implementasi kurikulum akan mengalami
perbedaan dalam sistem sekolah, bergantung pada struktur organisasi dan ruang
lingkupnya. Selain itu, rencana implementasi seharusnya didasarkan pada rencana
kurikulum jangka panjang, sehingga program yang ada dapat diteliti, direvisi
dan diimplementasikan dalam suatu periode waktu ( biasanya dibuat dalam jangka
waktu lima tahunan).
a. Studi Program Baru
Studi tentang program baru ditempatkan pada level
distrik atau daerah dan diarahkan oleh sebuah komisi
perencana yang menjelaskan program baru tersebut untuk dilaksanakan pada level
sekolah.
b. Identifikasi Sumber Daya
Identifikasi sumberdaya meliputi tiga area,
yaitu : Buku teks dan bahan pengajaran,
sumber daya manusia dan sumber daya pendanaan (biaya).
Identifikasi tersebut tentunya berkaitan dengan kualitas dan ketersediaan sumber daya yang ada. Sebelum
mengimplementasikan program baru dikelas, guru seharusnya diberi kesempatan
untuk menguji bahan pengajaran dan membuat rekomendasi tentang kelayakannya.
c. Penetapan Peran
Deskripsi peran dapat membantu guru dalam meningkatkan
implementasi tugas – tugasnya. Meskipun guru merupakan pelaksana sebuah
program, peran Kepala Sekolah, Konsultan dan Pengawas dalam mendukung guru
tersebut adalah sama pentingnya.
d. Pengembangan Profesional
Pada orientasi transaksi, fokus pengembangan
profesional adalah membantu guru mempelajari metodologi pengajaran baru. Dalam
program orientasi transformasi, fokus pengembangan profesional ditunjukan untuk
membantu guru dalam memahami program tersebut secara rasional dan
menggabungkannya ke dalam program sekolah secara menyeluruh.
e. Penjadwalan
Jadwal implementasi digunakan
sebagai patokan dalam menilai kemajuan implementasi. Tujuan lain dari penjadwalan adalah
memfasilitasi rangkaian kejadian dan mengalokasikan waktu yang tepat untuk
menyempurnakan tugas – tugas yang diperlukan.
f. Sistem komunikasi
Sistem komunikasi biasanya terdiri atas dua
bagian. Pertama, sistem yang menyebabkan peningkatan informasi
diantara guru dan komite pusat. Kedua, sistem informasi yang meliputi jaringan
kerja yang menghubungkan kelompok guru, kepala sekolah dan pengembang
kurikulum, yang secara teratur saling membagi pengalaman dalam bentuk kelompok
pemecahan masalah.
g. Pelaksanaan Monitoring
Monitoring bertujuan utuk mengumpulkan
informasi yang berhubungan dengan implementasi dan menggunakannya untuk
memfasilitasi dan mendukung upaya guru.
F. Model Implementasi kurikulum
Dalam kaitannya dengan fungsi pengelolaan
kurikulum, akan dikemukakan model implementasi kurikulum baru.
Secara garis besar, model tahapan
implementasi kurikulum meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
a. Tahap Perencanaan Implementasi
Tahap ini bertujuan untuk menguraikan visi
dan misi atau mengembangkan tujuan implementasi (operasional) yang ingin
dicapai. Usaha ini mempertimbangkan metode (tehnik), sarana dan prasarana
pencapaian yang akan digunakan, waktu yang dibutuhkan, besar anggaran,
personalia yang terlibat dan sistem evaluasi, dengan mempertimbangkan tujuan
yang ingin dicapai beserta situasi, kondisi serta faktor internal dan
eksternal.
b. Tahap Pelaksanaan Implementasi
Tahap ini bertujuan untuk melaksanakan blue
print yang telah disusun dalam fase
perencanaan, dengan mengunakan sejumlah teknik dan sumber daya yang ada
dan telah ditentukan pada tahap
perencanaan sebelumnya. Jenis kegiatan dapat bervariasi sesuai dengan kondisi
yang ada.
Teknik yang digunakan, alat bantu yang
dipakai, lamanya waktu pencapaian kegiatan, pihak yang terlibat serta besarnya anggaran yang telah
dirumuskan dalam tahap perencanaan diterjemahkan kembali dalam praktik.
Pelaksanaan dilakukan oleh suatu
tim terpadu menurut departemen/divisi/seksi masing – masing atau gabungan,
bergantung pada perencanaan sebelumnya. Hasil dari pekerjaan ini adalah
tercapainya tujuan – tujuan kegiatan yang telah ditetapkan. Secara umum,
hasilnya akan meningkatkan pemanfaatan dan penerapan kurikulum.
c. Tahap Evaluasi Implementasi.
Tahap ini bertujuan untuk melihat dua hal. Pertama,
melihat proses pelaksanaan yang sedang berjalan sebagai fungsi kontrol,
apakah pelaksanaan evaluasi telah sesuai dengan rencana dan sebagai fungsi perbaikan jika
selama proses terdapat kekurangan. Kedua, melihat hasil akhir yang
dicapai. Hasil akhir ini merujuk pada kriteria waktu dan hasil yang dicapai
dibandingkan terhadap fase perencanaan. Evaluasi dilaksanakan menggunakan suatu
metode, sarana dan prasarana, anggaran personal dan waktu yang ditentukan dalam
tahap perencanaaan.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
1.
Tiga kegiatan pokok dalam implementasi
kurikulum, yaitu : Pengembangan program, Pelaksanaan
pembelajaran dan evaluasi.
2.
Implementasi kurikulum dipengaruhi oleh tiga
faktor, yaitu : karakteristik kurikulum, strategi implementasi dan karakteristik pengguna
kurikulum.
3.
Dalam implementasi kurikulum terdapat
beberapa prinsip yang menunjang tercapainya keberhasilan, yaitu : perolehan
kesempatan yang sama, Berpusat pada anak, Pendekatan dan kemitraan dan Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam
pelaksanaan.
4.
Terdapat
beberapa unsur terkait dalam implementasi kurikulum yaitu sebagai berikut : Pelaksanaan kurikulum, Bahasa
Pengantar, Hari Belajar, Kegiatan Kurikulum, Tenaga Pendidikan, Sarana dan Prasarana Pendidikan,
Remedial, Pengayaan dan Percepatan Belajar, Bimbingan dan Konseling, Pengembangan
atau Penyusunan Silabus, Pengelolaan Kurikulum dan Sekolah
Bertaraf Internasional.
5.
Rencana implementasi kurikulum akan mengalami
perbedaan dalam sistem sekolah, bergantung pada struktur organisasi dan ruang
lingkupnya. Selain itu, rencana implementasi seharusnya didasarkan pada rencana
kurikulum jangka panjang, sehingga program yang ada dapat diteliti, direvisi
dan diimplementasikan dalam suatu periode waktu (biasanya dibuat dalam jangka
waktu lima tahunan).
6.
Secara garis besar, tahapan model
implementasi kurikulum meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 2008. “Dasar-dasar
Pengembangan Kurikulum”. Cet. II Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Maunah, Binti. 2009.”Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompentensi”. Yogyakarta: Sukses Offset.
[1]Binti Maunah,Pengembangan kurikulum Berbasis kompetensi,(Yogyakarta:Sukses
Offset, 2009), hlm. 80-81.
[4]Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2008), hlm. 239.
No comments:
Post a Comment