BERKARYA MENUNJUKKAN JATI DIRI KITA
BERBAGI MENGUJI HATI NURANI
BERBAKTI BUKTI CINTA SETULUS HATI

06 May 2014

pengkur 9 : Implementasi Kurikulum



IMPLEMENTASI KURIKULUM
MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah               : Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu       : M. Hufron Dimyati, M.Si



Disusun oleh:
1.      Haifatul Isnani (342112009)
2. Sri Rahayu (3421120  )

Kelas: T3A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KI AGENG PEKALONGAN
(STIKAP)
2014



BAB I

PENDAHULUAN


A.     LATAR BELAKANG MASALAH

Dewasa ini apabila diperhatikan perkembangan yang terjadi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi secara umum, cukup memberi kelegaan pada kita bersama. Karena pada berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti telekomunikasi, kesehatan, pertanian dan lain-lain terjadi perkembangan yang cukup menggembirakan. Tapi bilamana dilihat pula perkembangan yang terjadi dalam dunia pendidikan khususnya pada sektor keguruan atau tenaga kependidikan, maka kita akan merasa kecewa dan sedih. Apalagi kalau ditelusuri lebih jauh ke pelosok-pelosok dan sekolah-sekolah terpencil yang ada di desa-desa. Pada umumnya, hasil pendidikan yang diharapkan oleh para orang tua dan kita bersama belum dapat dicapai dimana kenyataan yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik memiliki tingkat pencapaian prestasi akademik yang belum memuaskan.
Meskipun berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah untuk memecahkan persoalan yang ada, namun berdasarkan sinyalemen beberapa pihak ternyata masih saja dijumpai kelemahan dan kekurangan dalam penyelenggaraan pendidikan, baik di tingkat dasar, menengah maupun di jenjang perguruan tinggi. Salah satu kekurangan atau kelemahan yang mendasar tampak pada implementasi kurikulum, yang notabenenya fungsi dan peranan ini berada dipundak para guru (praktisi pendidikan). Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan dan keterampilan guru dalam mengimplementasikan kurikulum dianggap belum menggembirakan dan masih perlu ditingkatkan, agar mereka dapat mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai implementator kurikulum yang baik.[1]


B.     RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah Tahapan-tahapan dalam implementasi kurikulum?
2.      Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi implementasi kurikulum?
3.      Apa saja Prinsip-prinsip dalam implementasi kurikulum?
4.      Unsur-unsur apa sajakah yang terdapat dalam Implementasi Kurikulum?
5.      Bagaimanakah Komponen-komponen Rencana Implementasi Kurikulum?
6.      Apa saja Model-model Implementasi kurikulum?

C.      TUJUAN PENULISAN MAKALAH

                    Makalah ini ditulis dalam tiga bagian meliputi:
Bab I        Bagian pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang masalah, rumusan masalah  dan  tujuan penulisan makalah;
Bab II      Pembahasan ;
Bab III     Simpulan.


BAB II

PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI KURIKULUM

1. Pengertian implementasi kurikulum
Secara sederhana Implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky (1979) mengemukakan Implementasi adalah perluasan aktivitas yang  saling menyesuaikan. Pengertian lain dikemukakan oleh schubert bahwa Implementasi merupakan sistem rekayasa. Pengertian-pengertian ini memperlihatkan bahwa kata Implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem.[2]
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keaterampilan, maupun nilai dan sikap.
Implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual,  emosional, serta fisiknya.

A.Tahapan – tahapan Implementasi Kurikulum

Implementasi kurikulum mencakup tiga tahapan pokok yaitu;
a. Pengembangan program, mencakup program tahunan, semester atau catur wulan, bulanan, mingguan dan harian. Selain itu ada juga program bimbingan dan konseling atau program remedial.
b. Pelaksanaan pembelajaran. Pada hakekatnya, pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
c. Evaluasi, proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum caturwulan atau semester serta penilaian akhir formatif atau sumatif mencakup penilaian  keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksanaan kurikulum.


B. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kurikulum

Implementasi kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu;
a.    karakteristik kurikulum, yang mencakup ruang lingkup bahan ajar, tujuan, fungsi, sifat dan sebagainya.
b.    strategi implementasi, yaitu strategi  yang digunakan dalam implementasi kurikulum seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya penyediaan buku kurikulum dan berbagai kegiatan lain yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.
c.    karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan,  serta nilai dan sikap guru terhadap kurikulum dalam pembelajaran.[3]
Sedang Marsh (1980) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum  yaitu : dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru, dan dukungan internal dalam kelas.[4]

C. Prinsip – prinsip Implementasi Kurikulum

Dalam implementasi kurikulum, terdapat beberapa prinsip yang menunjang tercapainya keberhasilan, yaitu :
a. perolehan kesempatan yang sama.
Prinsip ini mengutamakan penyediaan tempat yang memberdayakan semua peserta didik secara demokratis dan berkeadilan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Seluruh peserta didik berasal dari berbagai kelompok, termasuk kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan sosial yang memerlukan bantuan khusus.
b. Berpusat pada anak.
Upaya untuk memandirikan peseta didik untuk belajar, bekerjasama dan menilai  diri sendiri sangat diutamakan agar peserta didik mampu membangun kemauan, pemahaman dan pengetahuannya.
c. Pendekatan dan kemitraan.
Seluruh pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan,mulai dari taman kanak – kanak hingga kelas I sampai kelas XII. Pendekatan  yang digunakan dalam pengorgaisasian pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung jawab bersama dari peserta didik, guru, sekolah, perguruan tinggi, dunia kerja dan industri, orang tua dan masyarakat.
d. Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan.
Standar kompetensi disusun oleh pusat dengan cara pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing – masing daerah atau sekolah.

D. Unsur – unsur Implementasi Kurikulum

Dalam implementasi kurikulum, terdapat unsur terkait sebagai berikut :
a. Pelaksanaan kurikulum.
Pelaksanaan kurikulum menerapkan prinsip “kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan”.
b. Bahasa Pengantar
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara menjadi bahasa pengantar dalam kegiatan pembelajaran. Jika diperlukan, bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam beberapa tahap awal pendidikan. Dalam penyampaian atau penyajian keterampilan tertentu, bahasa asing seperti inggris dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik.
c. Hari Belajar
Jumlah hari belajar dalam satu tahun pelajaran adalah 204 sampai 240 hari, jumlah minggu efektifnya adalah 34 sampai 40 hari, dan pengaturannya dilaksanakan dengan sistem semester.
d. Kegiatan Kurikulum
Kegiatan kurikuler dikelompokkan menjadi kegiatan Intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran untuk menguasai kompetensi dengan pertimbangan hak – hak dan kewajiban peserta didik serta efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran diluar kegiatan intrakurikuler yang diselenggarakan secara kontekstual dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan yang dilakukan untuk  memenuhi tututan penguasaan kompetensi mata pelajaran, pembentukan karakter bangsa dan peningkatan kecakapan hidup yang alokasi waktunya diatur secara tersendiri berdasarkan kebutuhan dan kondisi sekolah.
e. Tenaga Pendidikan
Guru bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran dan melakukan bimbingan pelatihan. Kepala Sekolah bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan serta pengawasan dan pelayanan profesional untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada tiap satuan pendidikan. Adapun pengawas bertugas merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan dan pengelolaan pendidikan.
f. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan sumber belajar, buku dan alat pembelajaran, yang disediakan pemerintah dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki.
g. Remedial, Pengayaan dan Percepatan Belajar
Sekolah memberikan layanan bagi peserta didik yang mendapat kesulitan belajar melalui kegiatan remedial, adapun peserta didik yang menuntaskan kompetensi lebih cepat dari waktu yang ditentukan dapat memperoleh program pengayaan serta dapat mengikuti program percepatan belajar.
h. Bimbingan dan Konseling
Sekolah memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik dalam konteks pengembangan kepribadian sosial, karier dan belajar lanjutan.
i. Pengembangan atau Penyusunan Silabus
Dinas pendidikan provinsi serta kabupaten atau kotamadya dapat mengordinasikan kegiatan penyusunan silabus. Penyusunan  silabus dapat dilakukan oleh tim pengembang kurikulum di daerah dengan melibatkan narasumber yang ahli  di bidangnya. Standar kompetensi dan silabus muatan lokal dapat disusun untuk melayani kebutuhan potensi, kekhasan dan keunggulan budaya lokal. Silabus khusus perlu disusun untuk melayani peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial dan juga mereka yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
j. Pengelolaan Kurikulum
Pengelolaan kurikulum disekolah dilakukan dengan memberdayakan seluruh unsur penyelenggara pendidikan, komite sekolah, dewan pendidikan serta dunia usaha dan industri sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan potensi untuk mewujudkan pencapaian standar kompetensi nasional.
k. Sekolah Bertaraf Internasional.
Sekolah bertaraf internasional dapat menggunakan kurikulum nasional, internasional atau penggabungan antara kurikilum nasional dan kurikulum internasional, yang disesuaikan dengan kekhasan serta potensi sekolah dan daerah.

E. Komponen – komponen Rencana Implementasi Kurikulum

Rencana implementasi kurikulum akan mengalami perbedaan dalam sistem sekolah, bergantung pada struktur organisasi dan ruang lingkupnya. Selain itu, rencana implementasi seharusnya didasarkan pada rencana kurikulum jangka panjang, sehingga program yang ada dapat diteliti, direvisi dan diimplementasikan dalam suatu periode waktu ( biasanya dibuat dalam jangka waktu lima tahunan).
a. Studi Program Baru
Studi tentang program baru ditempatkan pada level distrik atau daerah dan diarahkan oleh sebuah komisi perencana yang menjelaskan program baru tersebut untuk dilaksanakan pada level  sekolah.
b. Identifikasi Sumber Daya
Identifikasi sumberdaya meliputi tiga area, yaitu : Buku teks dan bahan pengajaran, sumber daya manusia dan sumber daya pendanaan (biaya). Identifikasi tersebut tentunya berkaitan dengan kualitas dan ketersediaan sumber daya yang ada. Sebelum mengimplementasikan program baru dikelas, guru seharusnya diberi kesempatan untuk menguji bahan pengajaran dan membuat rekomendasi tentang kelayakannya.
c. Penetapan Peran
Deskripsi peran dapat membantu guru dalam meningkatkan implementasi tugas – tugasnya. Meskipun guru merupakan pelaksana sebuah program, peran Kepala Sekolah, Konsultan dan Pengawas dalam mendukung guru tersebut adalah sama pentingnya.
d. Pengembangan Profesional
Pada orientasi transaksi, fokus pengembangan profesional adalah membantu guru mempelajari metodologi pengajaran baru. Dalam program orientasi transformasi, fokus pengembangan profesional ditunjukan untuk membantu guru dalam memahami program tersebut secara rasional dan menggabungkannya ke dalam program sekolah secara menyeluruh.
e. Penjadwalan
Jadwal implementasi digunakan sebagai patokan dalam menilai kemajuan implementasi.   Tujuan lain dari penjadwalan adalah memfasilitasi rangkaian kejadian dan mengalokasikan waktu yang tepat untuk menyempurnakan tugas – tugas yang diperlukan. 

f. Sistem komunikasi
Sistem komunikasi biasanya terdiri atas dua bagian. Pertama, sistem yang menyebabkan peningkatan informasi diantara guru dan komite pusat. Kedua, sistem informasi yang meliputi jaringan kerja yang menghubungkan kelompok guru, kepala sekolah dan pengembang kurikulum, yang secara teratur saling membagi pengalaman dalam bentuk kelompok pemecahan masalah.
g. Pelaksanaan Monitoring
Monitoring bertujuan utuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan implementasi dan menggunakannya untuk memfasilitasi dan mendukung upaya guru.

F. Model Implementasi kurikulum

Dalam kaitannya dengan fungsi pengelolaan kurikulum, akan dikemukakan model implementasi kurikulum baru.
Secara garis besar, model tahapan implementasi kurikulum meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
a. Tahap Perencanaan Implementasi
Tahap ini bertujuan untuk menguraikan visi dan misi atau mengembangkan tujuan implementasi (operasional) yang ingin dicapai. Usaha ini mempertimbangkan metode (tehnik), sarana dan prasarana pencapaian yang akan digunakan, waktu yang dibutuhkan, besar anggaran, personalia yang terlibat dan sistem evaluasi, dengan mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai beserta situasi, kondisi serta faktor internal dan eksternal.
b. Tahap Pelaksanaan Implementasi
Tahap ini bertujuan untuk melaksanakan blue print yang telah disusun dalam fase  perencanaan, dengan mengunakan sejumlah teknik dan sumber daya yang ada dan telah  ditentukan pada tahap perencanaan sebelumnya. Jenis kegiatan dapat bervariasi sesuai dengan kondisi yang ada.
Teknik yang digunakan, alat bantu yang dipakai, lamanya waktu pencapaian kegiatan, pihak yang  terlibat serta besarnya anggaran yang telah dirumuskan dalam tahap perencanaan diterjemahkan kembali dalam praktik.
Pelaksanaan dilakukan oleh suatu tim terpadu menurut departemen/divisi/seksi masing – masing atau gabungan, bergantung pada perencanaan sebelumnya. Hasil dari pekerjaan ini adalah tercapainya tujuan – tujuan kegiatan yang telah ditetapkan. Secara umum, hasilnya akan meningkatkan pemanfaatan dan penerapan kurikulum.
c. Tahap Evaluasi Implementasi.
Tahap  ini bertujuan untuk melihat dua hal. Pertama, melihat proses pelaksanaan yang sedang berjalan sebagai fungsi kontrol, apakah pelaksanaan evaluasi telah sesuai dengan rencana dan sebagai fungsi perbaikan jika selama proses terdapat kekurangan. Kedua, melihat hasil akhir yang dicapai. Hasil akhir ini merujuk pada kriteria waktu dan hasil yang dicapai dibandingkan terhadap fase perencanaan. Evaluasi dilaksanakan menggunakan suatu metode, sarana dan prasarana, anggaran personal dan waktu yang ditentukan dalam tahap perencanaaan.


BAB III

PENUTUP

Simpulan


1.        Tiga kegiatan pokok dalam implementasi kurikulum, yaitu : Pengembangan program, Pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi.
2.        Implementasi kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu : karakteristik kurikulum, strategi implementasi dan karakteristik pengguna kurikulum.
3.        Dalam implementasi kurikulum terdapat beberapa prinsip yang menunjang tercapainya keberhasilan, yaitu : perolehan kesempatan yang sama, Berpusat pada anak, Pendekatan dan kemitraan dan  Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan.
4.        Terdapat  beberapa unsur terkait dalam implementasi  kurikulum yaitu sebagai berikut : Pelaksanaan kurikulum, Bahasa Pengantar, Hari Belajar, Kegiatan Kurikulum, Tenaga Pendidikan, Sarana dan Prasarana Pendidikan, Remedial, Pengayaan dan Percepatan Belajar, Bimbingan dan Konseling, Pengembangan atau Penyusunan Silabus,  Pengelolaan Kurikulum dan Sekolah Bertaraf Internasional.
5.        Rencana implementasi kurikulum akan mengalami perbedaan dalam sistem sekolah, bergantung pada struktur organisasi dan ruang lingkupnya. Selain itu, rencana implementasi seharusnya didasarkan pada rencana kurikulum jangka panjang, sehingga program yang ada dapat diteliti, direvisi dan diimplementasikan dalam suatu periode waktu (biasanya dibuat dalam jangka waktu lima tahunan).
6.        Secara garis besar, tahapan model implementasi kurikulum meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan  dan evaluasi.



DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2008. “Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum”. Cet. II Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Maunah, Binti. 2009.”Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompentensi”. Yogyakarta: Sukses Offset.



[1]Binti Maunah,Pengembangan kurikulum Berbasis kompetensi,(Yogyakarta:Sukses Offset, 2009), hlm. 80-81.
[2]Ibid., h. 81.
Ibid., h. 78.
[4]Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung:  PT Remaja Rosdakarya,2008), hlm. 239.
 

No comments:

Post a Comment