BERKARYA MENUNJUKKAN JATI DIRI KITA
BERBAGI MENGUJI HATI NURANI
BERBAKTI BUKTI CINTA SETULUS HATI

06 May 2014

PGMI SPI B-9: IMPERIALISME BARAT

MAKALAH
IMPEREALISME BARAT TERHADAP DUNIA ISLAM
Disusun guna memenuhi tugas :
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam (SPI)
Dosen Pengampu :
GHUFRON DIMYATI. M.SI

Disusun Oleh
SARTIKA SARI (2023113044)
LUCIANA DEWI (2023113058)
MISKIYAH (2023113071)




JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Berhasilnya Bangsa Mongol mengakhiri kekuasaan Islam di Bagdad, bukan saja mengakhiri sistem kekhalifahan, tetapi juga merupakan awal kemunduran dalam politik dan peradaban umat Islam. Hal ini terbukti dengan dihancurkan dan dibakarnya perpustakaan-perpusatkaan yang memuat ribuan buku karya umat Islam oleh tentara Mongol.
            Akibat lain dari kejatuhan Bagdad ke tangan Mongol adalah terpecah belahnya kerajaan islam menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang independent. Di antara kerajaan-kerajaan kecil itu seringkali juga terjadi perselisihan dan peperangan sehingga semakin memperlemah kekuatan umat islam.
Masing-masing kerajaan pernah mengalami masa kejayaannya antara tahun 1500 sampai 1800 M. Situasi poitik di kerajaan Islam Usmani juga tidak menentu setelah meninggalnya Sultan Sulaiman Al Qanuni tahun 1566 M. Kerajaan Usmani tidak lagi memiliki sultan-sultan yang kuat. Pada abad 18 M mengalami kemunduran.
Situasi Dunia Islam yang semakin terpuruk seperti itu juga berdampak buruk bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Kekuatan Umat Islam terfokus kepada usaha mempertahankan wilayah dari serangan Bangsa-Bangsa Barat.
            Dengan melemahnya kekuatan islam, maka membuat orang-orang barat lebih mudah untuk menjajah islam sampai akhirnya masa kejayaan Islam runtuh.








BAB II
PEMBAHASAN
  1. Imperialisme
Yang di maksud dengan Imperialisme adalah suatu politik yang dilakukan untuk menjajah negara-negara lain,yang bermula sejak abad ke 16
karena adanya hasrat untuk menguasai politik, ekonomi dan sosial
. Sedangkan Imperialisme ke dunia Islam berarti ada Negara tertentu yang melakukan suatu politik untuk menjajah Negara Islam1.
Sejak bangsa-bangsa Barat menemukan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, mereka berusaha menjajah negara-negara Islam. Mereka berhasil menciptakan persenjataan dan peralatan militer yang canggih. Dengan kekuatan tersebut, satu per satu Negara islam yang sebagian besar berada di kawasan Asia Timur berhasil mereka kuasai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Imperialisme barat antara lain:
  1. Geografi
  2. Revolusi Perindustrian
  3. Sistem perhubungan dan pengangkutan
  4. Persaingan kuasa-kuasa barat
  5. Beban orang putih

  1. Imperialisme Barat
Pada abad ke XVIII, tiga kerajaan besar Islam mengalami fase kemunduran, sementara di Eropa Barat justru sebaliknya, mereka sedang mengalami fase kemajuan dengan pesat.
Tiga dari kerajaan Islam yang mengalami kemunduran yaitu : Kerajaan Safawiyah mengalami kemunduran, karena tidak hanya mendapat serangan dari kerajaan Turki, tetapi juga mendapat serangan dari kalangan Dinasti yang tunduk pada Safawiyah yang ingin merdeka. kerajaan Mughal juga dilanda kemunduran, tepatnya pada pemerintahan setelah Aurangzeb, yaitu mendapat serangan dari masyarakat Hindu. Dan Kekuatan Islam terakhir yang masih disegani oleh lawan tinggal kerajaan Usmani di Turki. Akan tetapi yang terakhir ini pun terus mengalami kemunduran-demi kemunduran.
Kelemahan kerajaan - kerajaan Islam tersebut telah menyebabkan Eropa dapat menguasai, menduduki dan menjajah negeri-negeri Islam dengan mudah.

  1. Renaisans di Eropa
Pada awal kebangkitannya, Eropa menghadapi tantangan yang sangat berat, karena ia harus berhadapan dengan kekuatan-kekuatan perang Islam yang sulit dikalahkan, terutama kerajaan Usmani yang berpusat di Turki. Tidak ada jalan lain, mereka harus menembus lautan yang dianggap sebagai pembatas ruang gerak mereka2. Setelah jalan melalui laut telah ditemukan oleh Cristoper Colombus ( 1492 M ) menemukan benua Amerika dan Vasco da Gama menemukan jalam ke Timur melalui Tanjung Harapan ( 1498 M ) benua Amerika dan kepulauan Hindia segera jatuh ke bawah kekuasaan Eropa, maka Eropa tidak lagi tergantung kepada jalur lama yang dikuasai umat Islam sehingga perdagangan maju di Eropa. Kemudian terjadilah perputaran nasib dalam sejarah seluruh umat manusia3
Perekonomian bangsa-bangsa Eropa semakin maju, bahkan kemajuan mereka telah melampui kemajuan Islam yang sejak lama mengalami kemunduran. Teknologi perkapalan dan militer berkembang dengan pesat, sehingga Eropa menjadi penguasa lautan dan bebas melakukan kegiatan ekonomi dan perdagangan ke seluruh Dunia. Bahkan , satu demi satu negeri Islam jatuh ke bawah kekuasaannya sebagai negeri jajahan.
Negeri-negeri Islam yang pertama dapat dikuasai Barat adalah negeri Islam di Asia Tenggara dan di Anak Benua India, kemudian negeri-negeri Islam di Timur Tengah yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Usmani, karena meskipun mengalami kemuduran, ia masih disegani dan dipandang masih cukup kuat untuk berhadapan dengan kekuatan militer Eropa waktu itu4.
Dengan jatuhnya kerajaan Mughal ketangan Hindu, maka sempurnalah kemunduran Dunia Islam. sebaliknya Dunia Barat makin kuat dan suka menerkam Dunia Islam, karena itu satu persatu Dunia Islam dikuasai oleh Barat.
Masa itu populer disebut zaman imprealisme, inilah masa arus balik pengaruh Islam di Eropa, sebab Islamlah yang menanghantarkan Barat memasuki masa kebangkitan kembali ( Renaisans ). Sedangkan Islam sendiri saat itu terperangkap dalam kemewahan dan kekuasaan belaka, sehingga lalai dalam mengembangkan kebudayaan dan peradabannya, serta penguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu dapatlah dikatakan bahwa kekalahan Dunia Islam pada zaman Tiga kerajaan besar itu disebabkan oleh keadaan dimana Dunia Islam mengabaikan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

  1. Imperialisme Barat terhadap Dunia Islam
Dengan melemahnya kekuatan politik dan militer Islam maka lahirlah babak baru dalam sejarah Dunia Islam, yaitu babak penjajahan Barat terhadap Dunia Islam, sebagai counter gerakan Dunia Islam yang terwujud dalam gerakan sporadis dari setiap wilayah yang dijajah karena ingin merdeka, sebab kekuatan integratif maupun kordinatif yang mempersatukan Islam sudah tidak mendapat legitimasi dari masyarakat Islam. Sementara itu, masa depan Islam bertumpu pada sejauh mana kekuatan Islam melakukan perlawanan, kendati bersifat lokal.
Kelemahan dan kemunduran tersebut betul-betul dimanfaatkan Bangsa Barat untuk mengambil wilayah kekuasaannya satu persatu motivasi bangsa barat datang menguasai negara-negara islam adalah motivasi ekonomi, politik, dan agama5.
  1. Motivasi Ekonomi
Motivasi utama kolonialisasi barat menjajah dunia Islam tidak dapat dipisahkan atas kepentingan ekonomi dan perdagangan. Ketika dunia Islam mengalami kemunduran, eropa sedang berada di jaman kemajuan. Kemajuan yang diraih Barat mampu melahirkan dan mengembangkan industri. Industri ini tentu saja membutuhkan bahan-bahan baku dan rempah-rempah. Pada saat yang sama Barat juga perlu wilayah tempat memasarkan produk industri mereka.
Bangsa Barat terus berupaya mencari terobosan baru guna menguasai jalur-jalur perdagangan yang menguntungkan. Terobosan itu nyata membawa hasil, yaitu dengan ditemukannya tanjung Harapan oleh Vasco dan Gama dan Benua Amerika oleh Colombus. Penemuan ini sangat berarti bagi Amerika, tetapi merupakan tragedi yang merugikan bagi dunia Islam. Setelah penemuan ini Eropa semakin menumbuhkan semangat ekspansif6 dan penetratifnya7 ke dalam dunia Islam. Dalam kondisi demikian, mengeksploitasi dan menguras kekayaan alam serta memeras sumber daya manusia di daerah yang dikuasainya.
  1. Motivasi Politik
Motivasi politik juga merupakan salah satu dari tujuan mereka menjajah dunia Islam. Karena suatu wilayah yang secara politik sudah dikuasai akan memudahkan penguasa colonial melakukan hubungan dan monopoli kepentingan ekonominya. Jika penguasa colonial sudah menguasai wilayah atau jajahan tentu saja berupaya mewujudkan stabilitas perdagangan dan ekonominya.
Sehingga pada saat yang sama penguasa colonial merasa perlu mempertahankan kekusaannya. Hal ini menjadi penting terutama penjajah harus menghadapi saingan politis dari bangsa Barat lainnya dalam melebarkan kekuasaannya. Stabilitas politik dalam negeri jajahan diperlukan untuk memperlancar eksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia di satu pihak, dan di pihak lain mempertahankan kepentingan kepetingan ekonomi atau gangguan dari rekan kolonial lainnya.
  1. Motivasi agama
Selain motivasi ekonomi dan politik, tetapi juga motivasi agama. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya pendeta dan pastur yang dikirim ke Negara-negara Islam guna menyebarkan agama Kristen. Hal itu di dasari atau tumbuhnya semangat reconquista, semangat balas demdam bangsa Barat, khususnya Portugal dan Spanyol, atas penjajahan bangsa Arab Islam di negeri mereka selama hamper delapan abad. Semangat ini terus mewarnai usaha mereka dalam melakukan penjajahan atas dunia islam.
Bangsa Barat mengetrapkan tiga idiologi dalam usaha penguasaan Negara-negara Islam, yaitu Gold, Glory,Gospel dan Reconq uista8
  • Gold, adalah semangat untuk mencari keuntungan besar. Dunia Timur Islam yang sangat kaya pada waktu itu menjadi bagian wilayah jajahan, sehingga mereka menguasai seluruh sektor penting di dalam perekonomian dunia
  • Glory, adalah semangat untuk mencapai kejayaan dan kekuasaan
  • Gospel, adalah semangat menyebarkan agama Kristen
  • Reconq uista, adalah semangat balas dendam mereka terhadap yang pernah menjajah Barat, terutama spanyol.
Keempat motivasi ini membawa hasil yang cukup signifikan dalam usaha mereka menguasai dunia Islam. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penganut Kristen di dunia Islam, seperti di dunia Islam, seperti Indonesia, Mesir, wilayah Jazirah Arabia dan lain sebagainya9
Dan Ekspansi Barat ke Timur Tengah ini di mulai ketika Kerajaan Usmani mengalami kemunduran sementara Barat mengalami kemajuan di segala bidang, seperti perdagangan, ekonomi, industri perang dan teknologi militer.
Meskipun demikian, nama besar Turki Usmani masih disegani oleh Eropa Barat sehingga mereka tidak melakukan penyerangan ke wilayah-wilayah kekuasaan kerajaan Islam. Namun, kekalahan besar Kerajaan Usmani dalam menghadapi serangan Eropa di Wina tahun 1683 M menyadarkan Barat bahwa Kerajaan Usmani telah mundur jauh sekali. Sejak itulah Kerajaan Usmani berulangkali mendapat serangan - serangan besar dari Barat10.

  1. Kebangkitan Dunia Islam
Benturan-benturan antara Islam dan kekuatan Eropa telah menyadarkan umat Islam bahwa mereka memang jauh tertinggal dari Eropa. Yang pertama merasakan hal itu diantaranya, Turki Usmani, karena kerajaan ini yang pertama menghadapi kekuatan Eropa. Kesadaran itu memaksa penguasa dan pejuang - pejuang Turki banyak Belajar dari Eropa. Pada pertengahan abad ke-20 M Dunia Islam bangkit memerdekakan negerinya dari penjajahan Barat. Periode ini merupakan zaman kebangkitan kembali Islam, setelah mengalami kemunduran di periode pertengahan.
Dengan demikian yang dimaksud dengan kebangkitan Islam adalah kristalisasi kesadaran keimanan dalam membangun tatanan seluruh aspek kehidupan yang berdasar atau yang sesuai dengan prinsip Islam. Makna ini mempunyai implikasi kewajiban bagi umat Islam untuk mewujudkannya melalui gerakan - gerakan, baik di bidang politik,ekonomi, sosial, dan budaya.
Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan Islam dikenal dengan sebutan gerakan pembaharuan. Pada periode ini mulai bermunculan pemikiran pembaharuan dalam Islam. Gerakan pembaharuan itu muncul karena dua hal antara lain :
  • Timbulnya kesadaran di kalangan ulama bahwa banyak ajaran - ajaran “asing” yang masuk dan diterima sebagai ajaran Islam. 
Ajaran - ajaran tersebut bertentangan dengan semangat ajaran Islam yang sebenarnya, sepert bid’ah, khurafat dan takhyul. Ajaran inilah yang menyebabkan Islam menjadi mundur. Oleh karena itu, mereka bangkit membersihkan Islam dari ajaran atau paham tersebut. Gerakan ini dikenal sebagai gerakan reformasi.
Adapun gerakan-gerakan pembaharuan tersebut sebagai berikut :
  1. Gerakan Wahhabiyah yang dipelopori oleh Muhammad ibn Abdul al-Wahhab ( 1703 - 1787 M) di Arabia.
  2. Grakan Syah Waliyullah ( 1703 - 1762 M ) di India.
  3. Gerakan Sanusiyyah di Afrika Utara yang dipimpin oleh Said Muhammad Sanusi dari Aljazair.


  • Pada periode ini Barat mendominasi Dunia di bidang politik dan peradaban.
Persentuhan dengan Barat menyadarkan tokoh - tokoh Islam akan ketinggalan mereka. Karena itu, mereka bangkit dengan mencontoh Barat dalam masalah-masalah politik dan peradaban untuk menciptakan balance of power11
Adapun langkah yang diambil berupa pengiriman para pelajar Muslim oleh penguasa Turki Usmani dan Mesir ke negara-negara Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan dan menerjemahkan karya - karya Barat ke dalam bahasa Islam.
Gerakan pembaharuan itu kemudian memasuki Dunia politik. Gagasan politik yang pertama kali muncul adalah gagasan Pan-Islamisme (persatuan Islam sedunia) yang mula-mula didengungkan oleh gerakan Wahhabiyah dan Sanusiyah . Namun, gagasan ini baru disuarakan dengan lantang oleh Jamaluddin al-Afghani ( 1839 - 1897 M )12. Al-Afghani adalah orang pertama yang menyadari akan dominasi Barat dan bahayanya. Oleh karena itu, dia memperingatkan Dunia Islam akan hal itu dan melakukan usaha-usaha untuk pertahanan13 .Karena itu, al-Afghani dikenal sebagai bapak Nasionalisme dalam Islam.
Di Mesir, benih-benih gagasan nasionalisme tumbuh sejak masa al-Tahtawi ( 1801 - 1873 M ) dan Jamaluddin al-Afghani. Tokoh pergerakan terkenal yang memperjuangkan gagasan ini di Mesir adalah Ahmad Urabi Pasha.
Di bagian Arab lainnya lahir gagasan nasionalisme Arab yang segera menyebar dan mendapat sambutan baik, sehingga nasionalisme terbentuk atas dasar kesamaan bahasa. Demikian ini yang terjadi di Mesir, Syiria, Libanon, Palestina, Iak, Hijaz, Afrika Utara, Bahrein dan Kuwait. Semangat persatuan Arab ini diperkuat pula oleh usaha Barat  untuk mendirikan negara Yahudi di tengah-tengah bangsa Arab dan di negeri yang mayoritas dihuni Arab.
Di India, gagasan Pan-Islamisme dikenal dengan gerakan Khilafat. Syed Amir Ali ( 1848-1928 M ) adalah salah seorang pelopornya14. Namun gerakan ini akhirnya pudar, yang populer adalah gerakan nasionalisme yang diwakili oleh Partai Kongres Nasional India. Gagasan nasionalisme ini pun akhirnya ditinggalkan berubah menjadi Islamisme. Benih-benih gagasan Islamisme dilontarkan oleh Sayyid Ahmad Khan ( 1817 - 1898 M ), kemudian mengkristal pada masa Iqbal (1876 - 1938 M) dan Muhammad Ali Jinnah ( 1876-1948 M ).
Sedangkan di Indonesia, partai politik besar yang menentang penjajahan adalah Sarekat Islam ( SI ), didirikan tahun 1921 di bawah pimpinan HOS Tjokroaminoto. Partai ini merupakan kelanjutan dari Sarekat Dagang Islam yang didirikan oleh H. Samanhudi tahun 191115. Demikianlah gagasan-gagasan nasionalisme dan gerakan-gerakan untuk membebaskan diri dari kekuasaan penjajah Barat yang kafir juga bangkit di negeri-negeri Islam lainnya.
Mencermati akselarasi kebangkitan Dunia Islam pada masa yang akan datang, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, tantangan yang dihadapi oleh Dunia Islam, diantaranya adalah gerakan kristenisasi yang digarap secara besar-besaran dalam Dunia Islam, khususnya yang terkatagori melarat. Gerakan zionisme yang mendapat dukungan politik dan dana dari Dunia Barat kapitalisme dan komonisme yang seringkali berkolaborasi dengan elite militer yang sedang berkuasa dan sekularisme yang mengarap Dunia Islam melalui gerakan pemikiran dan intelektual. Gejala ini dapat dilihat dalam kebijakan negara yang memarginalkan kelompok elite agama dalam pemerintahan. Dan dapat pula dilihat semakin banyaknya sarjana Muslim ( IAIN ) ke Dunia Barat dengan harapan mende-islamisasikan masyarakat secara pemikirannya.
Kedua, kelemahan Dunia Islam, diantaranya, lemahnya pengusaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta lemahnya pengusaan terhadap Islam itu sendiri, misalnya banyaknya umat Islam yang belum bisa menguasai pemahaman al-Qur’an, bahkan banyak pula yang buta huruf membaca al-Qur’an. Pertanyaannya, bagaimana Islam bisa bangkit kalau memahami ajaranya saja kurang sempurna. Inilah masalah yang dihadapi umat Islam pada zaman sekrang ini. Ketiga, Salahnya Dunia Barat dalam memahami Islam, sebab mereka memahami Islam bukan dari sumbernya tetapi dari prilaku-prilaku pemeluk Islam yang salah pula. 
Pendek kata kebangkitan Dunia Islam akan lahir apabila pemahaman dan komitmen terhadap ajaran Islam merata di kalangan masyarakat Islam, sehingga dalam diri mereka tersimpul  keinginan untuk mengaktualkan Islam dalam pentas kehidupan bernegara. Hal lain yang tak kalah penting adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa dua kriteria itu tidak mungkin lahir kebangkitan Islam kembali.

  1. Kemerdekaan Negara - Negara Islam dari Penjajahan Barat
Munculnya gagasan nasionalisme yang diikuti dengan berdirinya partai-partai politik merupakan modal utama umat Islam dalam perjuangannya untuk mewujudkan negara merdeka. Dalam kenyataannya, partai-partai itulah yang berjuang melepaskan diri dari kekuasaan penjajah. Perjuangan tersebut terwujud dalam beberapa bentuk kegiatan antara lain16:
  1. Gerakan politik, baik dalam bentuk diplomasi maupun perjuangan bersenjata.
  2. Pendidikan dan propaganda dalam rangka mempersiapkan masyarakat menyambut dan mengisi kemerdekaan.
Negara berpenduduk mayoritas Muslim yang pertama kali memproklamasikan kemerdekaannya adalah Indonesia, yaitu tanggal 17 Agustus 1945. Indonesia merdeka dari pendudukan Jepang setelah Jepang dikalahkan oleh Sekutu. Disusul oleh Pakistan tanggal 15 Agustus 1947, ketika Inggris menyerahkan kedaulatannya di India kepada dua Dewan Konstitusi, satu untuk India dan satunya untuk Pakistan.
Tahun 1922, Timur Tengah ( Mesir ) memperoleh kemerdekaan dari Inggris, namun pada tanggal 23 Juli 1952, Mesir menganggap dirinya benar - benar merdeka. Pada tahun 1951 di Afrika, tepatnya Lybia merdeka, Sudan dan Maroko tahun 1956, Aljazair tahun 1962. Semuanya membebaskan diri dari Prancis. Dalam waktu yang hampir bersamaan, Yaman Utara, Yaman selatan dan Emirat Arab memperoleh kemerdekaannya pula. Di Asia tenggara, Malaysia, yang saat itu termasuk Singapura mendapat kemerdekaan dari Inggris tahun 1957, dan Brunai Darussalam tahun 1984 M.
Demikianlah, satu persatu negeri-negeri Islam memerdekakan diri dari penjajahan. Bahkan, beberapa diantaranya baru mendapat kemerdekaan pada tahun-tahun terakhir, seperti negera Islam yang dulunya bersatu dalam Uni Soviet, yaitu Uzbekistan, Turkmenia, Kirghistan, Kazakhtan, Tasjikistan dan Azerbaijan pada tahun 1992 dan Bosnia memerdekakan diri dari Yugoslavia pada tahun 199217.

  1. Mengambil dan Ibrah dari Imperialisme
Penjajahan oleh siapapun dan di manapun dilakukan akan membawa hasil yang sama, yaitu penderitaan dan kemiskinan serta keterbelakangan. Tak ada satupun manusia dan bangsa di dunia ini yang hidupnya mau terjajah, hak-haknya dirampas dan masa depannya dihancurkan. Penjajahan adalah bentuk kezaliman yang nyata terhadap sesame manusia.
Sebagai umat Islam, kita semestinya mampu mengambil ibrah atau pelajaran dari semua yang telah menimpa bangsa-bangsa muslim di tangan para penjajah. Beberapa ibrah yang dapat diambil antara lain
  • Pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan di antara kaum muslimin dan Negara-negara Islam demi terwujudnya kekuatan bersama yang akan digoyahkan oleh bangsa manapun yang ingin menghancurkan Islam dan peradaban manusia.
  • Meningkatkan kualitas pendidikan, ilmu pengetahuan, dan peadaban, agar muncul intelektual-intelektual muslim yang bermutu sehingga ilmu pengetahuan Islam dan umum dapat berkembang dan dapat dipelajari oleh umat Islam untuk kemajuan dan peradaban manusia.
  • Penguasaan ekonomi, militer, dan teknologi harus menjadi target umat Islam di masa-masa mendatang. Bangsa yang dapat menguasai tiga bidang tersebut adalah bangsa yang akan bermartabat di mata bangsa-bangsa lain di dunia ini, selama menghasilkan perdamaian dan kemakmuran bagi seluruh manusia18.

KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah yang telah penulis buat, dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain :
  • Imperialisme adalah dasar sebuah negara meluaskan pengaruh dan wilayahnya dengan menjajah negara lain
  • Pada abad ke XVIII, tiga kerajaan besar Islam mengalami fase kemunduran, sementara di Eropa Barat justru sebaliknya, mereka sedang mengalami fase kemajuan dengan pesat, dan inilah awal mula yang menyebabkan Eropa dapat menguasai, menduduki dan menjajah negeri-negeri Islam dengan mudah
  • Setelah jalan melalui laut telah ditemukan oleh Cristoper Colombus dan Vasco da Gama menemukan jalam ke Timur melalui Tanjung Harapan, maka Eropa tidak lagi tergantung kepada jalur lama yang dikuasai umat Islam sehingga perdagangan maju di Eropa. Dan inilah titik awal dari kemajuan eropa, yang kemudian disusul dengan penjajahan terhadap dunia Islam.
  • Penjajahan bangsa Barat terhadap dunia Islam, di landasi atas motivasi Gold, Glory,Gospel dan Reconq uista
  • Pertengahan abad ke-20 M Dunia Islam bangkit dari penjajahan Barat. Atau yang dikenal dengan sebutan gerakan pembaharuan. Yang kemudian memasuki Dunia politik. Gagasan politik yang pertama kali muncul adalah gagasan Pan-Islamisme (persatuan Islam sedunia).

DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul, Munir, 2009, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Amzah.
Badri, Yatim,2005, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta ; Raja Grafindo Persada
http://emarifin.multiply.com/feed.rss diakses pada Today, March 19, 2014, 10:57:11am
http://The_Imperialisme_of_Islam diakses pada Today, March 19, 2014, 10:41:56 am
Ummah, Sulli Ishaq Zaenatul, 2007, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta : Karya duta, Jakarta

1 http://The_Imperialisme_of_Islam diakses pada Today, March 19, 2014, 10:41:56 AM




2 Lihat dalam Stoddard, The New World of Islam,1966:25

3 Dr. Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Amzah, 2009. Hlm.347

4 Dr. Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Amzah, 2009. Hlm.349

5 Sulli Ishaq Zaenatul Ummah, Sejarah Kebudayaan Islam, Karya Duta, Jakarta 2007 Hlm. 26

6 ekspansif adalah cenderung meluas, terus terang, dan terbuka

7 penetrative artinya tidak ada, penetrasi artinya penerobosan.


8 Dr. Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : amzah, 2009. Hlm.350

10. Lihat dalam Stoddard, The New World of Islam, 1966:26

11 Yatim badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta ; Raja Grafindo Persada, 2005. Hlm.173-174

12 Dr. Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Amzah, 2009. Hlm.361

13 Lihat dalam syalabi : Imperium Turki Usmani.1988. Hlm 61

14 Dr. Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : amzah, 2009. Hlm.364

15 Ibid. hlm.365

16 Ibid. hlm.367

17 Yatim badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta ; Raja Grafindo Persada, 2005. Hlm. 187-189

18 Sulli Ishaq Zaenatul Ummah, Sejarah Kebudayaan Islam, Karya Duta, Jakarta 2007 Hlm. 27-29

No comments:

Post a Comment