DINASTI ABBASIYAH
Makalah
ini disusun untuk memenuhi:
Tugas
: Sejarah Peradaban Islam
Dosen
pengampu : Ghufron Dimyati,M.S.I
Di
susun oleh:
Silvianingsih (2023113010)
Ani
Sari Safitri (2023113026)
Kelas
PGMI A
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2014
BAB I
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar belakang
Kekuasaan Dinasti
Bani Abbasiyah adalah melanjutkan kekuasaan Dinasti BaniUmayyah. Dinamakan
Daulah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Dinasti iniadalah keturunan
Abbas, paman nabi Muhammad SAW. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah
al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah
pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awwal 132
H. Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung dari tahun750-1258 M.
Dinasti Abbasiyah berdiri tidak lepas
dari peristiwa Dinasti Umayah, yang mana pada masa terakhir di periode-periode Abbasiyah
sudah mulai muncul permasalahan yang menimpa Dinasti Umayah. Berbagai macam
ketidakpuasan disana-sini mengakibatkan banyak pemberontakan yang ada pada saat
itu. Nah, pada saat itu pula Bani Abbas mempergunakan kesempatan ini untuk
melancarkan propaganda[1]
nya.
Tempat yang di sepakati atau ditetapkan
oleh Dinasti Abbasiyah untuk menjalankan sekaligus pusat propagandanya adalah
Khusaran dan Khufah[2],
ada beberapa alasan mengapa dipilih dua tempat tersebut diantaranya; karena
kedua daerah tersebut bukan termasuk daerah Persia, tempat yang strategis,
merupakan kekuasaan dan pemerintahan yang Bani Abbasiyah mimpikan, diharapkan
dukungan dari Persia, bukan dari Arab yang merupakan tulang punggung dari Bani Umayah.
2. Rumusan
masalah
a. Dinasti
Abbasiyah Menuju Dinasti Baru
b. Bidang-bidang
pada Dinasti Abbasiyah
c. Faktor
kemunduran Dinasti Abbasiyah
d. Akhir
kekuasaan Dinasti Abbasiyah
BAB II
B. PEMBAHASAN
1. SEJARAH
BERDIRINYA DINASTI ABBASIYAH
Dinasti abbasiyah didirikan pada tahun
132 H/750 M oleh abu Abbas Ash Saffah, dan selkaligus sebagai khalifah pertama
pada dinasti Abbasiyah. Kekuasaan Abbasiyah berlangsung antar rentang
waktuyaitu selama 5 abad dari tahun 132 H-656 H
(750M-1258 M). berdirinya pemerintahan ini dianggap sebagai kemenangan
pemikiran yang pernah dikumandangkan oleh Bani Hasyim (Alawiyun) setelah
meninggalnya Rasulullah dengan mengatakan bahwa yang berhak untuk berkuasa adalah
keturunan Rasulullah dan anak-anaknya.
Gerakan ini pada awalnya adalah bersifat
rahasia, yang di pegang atau di galang oleh keluarga al-Abbas dan kemudian
berlanjut secara terang-terangan karena keluarga al-Abbas merasa memiliki
kekuatan dan dukungan dari rakyat. Ketika perjuangan Bani Abbas tidak ditutup-tutupi
lagi terjadilah penangkapan pada pengikut-pengikut Bani Abbasiyah di berbagai
kota dan wilayah. Salah satunya adalah tokoh utama Bani Abbasiyah yaitu Ibrahim
al-Imam ditangkap di Humaima dan di jebloskan kedalam penjara[3].
Kemudian di sebuah kota besar di Kufah,
dilaksanakannya pembai’atan pada Abbas al-Safah untuk di jadikan khalifah Dinasti
Abbasiyah yang pertama pada tanggal 28 Nopember 749 M[4].
pembai’atan itu sangat penting dan tentunya sangat bersejarah bagi Dinasti Abbasiyah
untuk menuju babak baru.
Salah satu tokoh propagondis yang
bernama Abu Salamah mengadakan perkumpulan dengan mengundang masyarakat untuk
berkumpul yang bertempat di masjid pada hari Jum’at dan perkumpulan ini di
maksudkan oleh Abu Salamah untuk memilih seorang Khalifah. Sebelum ia
mengutarakan maksud perkumpulan yang ia buat, Ia mengimami shalat jum’at
terlebih dahulu baru setelah shalat Jum’at selesai Ia menjelaskan dan
mengutarakan maksud dari perkumpulan yang di adakan. Dan di perkumpulan
tersebut Abu Salamah mengatakan bahwa pembela agama islam dan orang yang
mempertahankan hak keluarga Muhammad SAW, telah melemparkan Bani Umayah dari
kekuasaan yang penuh dengan dosa[5].
Kemudian setelah lama mereka berunding
dalam perkumpulan tersebut, banyak masyarakat yang mengusulkan Abul Abbas untuk
di jadikan Khalifah, maka terpilihlah Abul
Abbas sebagai Khalifah. Mendengar
keputusan dan penjelasan tersebut, mereka semua bersorak-sorak dengan
mengumandangkan takbir sebagia salah satu bentuk persetujuan dengan keputusan
tersebut. Setelah semua itu selesai maka dikirimlah beberapa utusan untuk
menjemput Abul Abbas dari persembunyiannya.
2. PARA
KHALIFAH PADA DINASTI ABBASIYAH
Sebelum
abul abbas ash saffah meninggal, ia
sudah mewasiatkan siapa yang akan menjadi penggantinya, yaitu sodaranya sendiri
Abu Ja’far, kemudian Isa Bin Musa keponakannya. Pengumaman putra mahkota
mengikuti Bani Umayah, dan hal yang baru dari para khalifah bani Abbasiyah
yaitu pemakaian gelar.
Adapun
para khalifah bani Abbasiyah ada 37 Khalifah.
1. Abul
Abbal Ash-Shaffah (Pendiri) 749-754 M
2. Abu
Ja’far Al-Manshur 754-775 M
3. Abu
Abdullah Muhammad Al Mahdi 775-785 M
4. Abu
Muhammad Musa Al-Hadi 785-786 M
5. Abu
Ja’far Harun Ar-Rasyid 786-809 M
6. Abu
Musa Muhammad Al-Amin 809-813 M
7. Abu
Ja’far Abdullah Al-Ma’mun 813-833 M
8. Abu
Ishaq Muhammad Al-Mu’tashim 833-842 M
9. Abu
Ja’far Harun Al-Watsiq 842-847 M
10. Abu
Fadl Ja’far Al-Mutawakil 847-861 M
11. Abu
Ja’far Muhammad Al-Muntashir 861-862 M
12. Abul
Abbas Ahmad Al Musta’in 862-866 M
13. Abu
Abdullah Muhammad Al-Mu’taz 866-869 M
14. Abu
Ishaq Muhammad Al-Muhtadi 869-870 M
15. Abul
Abbas Ahmad Al-Mu’tamid 870-892 M
16. Abul
Abbas Ahmad Al-Mu’tadid 892-902 M
17. Abul
Muhammad Ali Al-Mukhtafi 902-905 M
18. Abul
Fadl Ja’far Al Mu’tadir 905-932 M
19. Abu
Mansur Muhammad Al-Qahir 932-934 M
20. Abul
Abbas Ahmad Ar-Radi 934-940 M
21. Abu
Ishaq Ibrahim Al Muttaqi 940-944 M
22. Abul
Qashim Abdullah Almustaqfi 944-946 M
23. Abul
Qasim Al Fadl Al Mu’ti 946-974 M
24. Abul-Fadl
Abdul Karim At-Tha’i 974-991 M
25. Abul
Abbas Ahmad Al Qadir 991-1031 M
26. Abu
Ja’far Abdullah Al-Qaim 1031-1075 M
27. Abul
Qasim Abdullah Al-Muqtadi 1075-1094 M
28. Abul
Abbas Ahmad Al-Mustadzir 1094-1118 M
29. Abu-Mansur
Al Fadl Al-Mustarsyid 1118-1135 M
30. Abu
Ja’far Al Mansur Ar-Rasyid 1135-1136 M
31. Abu
Abdullah Muhammad Almuqtafi 1136-1160 M
32. Abul
Mudzafar Al Mustanjid 1160-1170 M
33. Abu
Muhammad Al Hasan Al Mustadi 1170-1180 M
34. Abu
Al-Abbas Ahmad An-Nasir 1180-1225 M
35. Abu
Nasr Muhammad Az-Zahir 1225-1226 M
36. Abu
Ja’far Al Mansur Al Mustansir 1226-1242 M
37. Abu
Ahmad Abdullah Al Mu’tashim Billah 1242-1258 M
Pada masa bangsa mongol dapat menaklukan
Baghdad tahun 656 H/1258 M, ada seorang pangeran dari keturunan dinasti
abbasiyah yang lolosa dari pembunuhan dan berlanjut utuk meneruskan
kekhalifahan dengan gelar khalifah yang hanya berkuasa di bidang keagamaan di
bawah kekuasaan kaum mamluk di kairo, mesir tanpa kekuasaan duniawi yang
bergelar sultan.
Para
khalifah pada bani abbasiyah yang berada di mesir antara lain:
1. Al
Muntashir 1261-1261 M
2. Al
Hakim I 1261-1302 M
3. Al
Mustakfi 1302-1340 M
4. Al
Wasiq 1340-1341 M
5. Al
Hakim Ii 1341-1352 M
6. Al
Mutadid I 1352-1362 M
7. Al
Mutawakkil I 1362-1377 M
8. Al
Mu’tashim 1377-1377 M
9. Al
Mutawakkil I 1377-1383 M
10. Al
Watsiq Ii 1383-1386 M
11. Al
Mu’tashim 1386-1389 M
12. Al
Mutawakkil I 1389-1406 M
13. Al
Musta’in 1406-1414 M
14. Al
Mu’tadid 1414-1441 M
15. Al
Mustakfi Ii 1441-1451 M
16. Al
Qaim 1451-1455 M
17. Al
Mustanjid 1455-1479 M
18. Al
Mutawakkil Ii 1479-1497 M
19. Al
Mustamsik 1497-1508 M
20. Al
Mutawakkil Iii 1508-1516 M
21. Al
Mustamsik 1516-1517 M
22. Al
Mutawakkil Iii 1517-1517 M
3. MASA
KEJAYAAN DINASTI ABBASIYAH
Puncak kejayaan dinasti abbasiyah terjadi
pada masa khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 M) Dan anaknya al-Ma’mun (813-833
M) . Ketika Ar-Rasyid memerintah, Negara dalam keadaan makmur, kekayaan
melimpah, keamanan terjamin walaupun ada juga pemberontakan dan luas wilayahnya
mulai dari Afrika utara hingga ke India.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dari Bani Abbasiyah di antaranya sebagai berikut:
1.
Solidaritas
kekeluargaan, disini dijelaskan bahwasannya Bani Abbas sangatlah dekat dengan
keluarga Rasulullah SAW[6].
2.
Lemahnya Bani Umayah,
kelemahan Dinasti Umayah disebabkan karena timbulnya beberapa pemberontakan
dari golongan khawarij, syi’ah, Ibnu Zubair, dan dari Bani Abbas sendiri.
3.
Bani Umayyah
bercorak Arab Sentris, karena kebijakan awal-awal yang dilakukan sementara
khalifah tampak bahwa Bani Umayah lebih cenderung bertumpu pada orang-orang
Arab.
4.
Kekuatan
militer, perjuangan Bani Abbasiyah tidak bias lepas dari kekuatan militer yang
tumbuh luar biasa besarnya. Hal itu di sebabkan diizinkannya pemeluk-pemeluk
yang baru masuk islam untuk bergabung didalamnya. Sehingga menjadi kekuatan
baru yang besar sekaligus penting dan menjadi daya dorong munculnya Bani Abbas
ke kursi kekhalifahan.[7]
1) Bidang-bidang
pada Dinasti Abbasiyah
a.
Bidang politik
Jatuhnya Bani Umayah yang menelan korban
jiwa yang cukup banyak, bias digunakan oleh kaum Bani Abbasiyah sebagi tonggak
awal berdirinya Bani Abbasiyah. Dan ini juga merupakan kekuatan baru untuk Bani
Abbasiyah yang sudah mulai tumbuh diatas puing-puing kehancuran Bani Umayah.
Dan juga langkah awal untuk Bani Abbasiyah melaksankan strategi-srategi yang
telah di susun oleh Bani Abbasiyah. Adapun strategi-strateginya adalah sebagi
berikut:
i.
Melenyapkan
kekuatan dari Bani Umayah yang masih tersisa.
Pada kala itu kekuasaan Bani Umayah
berpusat di Damaskus di bawah pimpinan khalifah Marwan II, yang merupakan
khalifah terakhir dari Bani Umayah. Dari kenyataan tersebut, bias di simpulkan
bahwa masih ada kekuatan dari Bani Umayah, dan hal ini menjadikan Abul Abbas
menyiapkan pasukan elit yang terdiri dari laskar-laskar terpilih di bawah
pimpinan Abdullah bin Ali, paman Abul Abbas sendiri. Pada saat Abul Abbas
melakuakan penyerangan ke Damaskus dan kemudian melakuakn pengejaran ke wilayah
Mesir, dan sebenarnya pada waktu yang sama juga terjadi penyerangan di wilayah
timur. Semua kekuatan-kekuatan yang tersisa dari Bani Umayah bagi Bani Abbasiyah
merupakan ancaman untuk dapat dilumpuhkan. Upaya-upaya yang dilakukan itu guna
untuk meniadakan gangguan-gangguan yang akan muncul dari perjalanan
pemerintahan Bani Abbasiyah. Dan Abbasiyah terbebas dari ancaman juga gangguan
dalam bentuk apapun.
ii.
Memadamkan
upaya-upaya gerakan pemberontakan
Sekalipun upaya keras telah
dilakukan oleh kelompok Abbasiyah untuk menghabisi semua yang dianggap
berbahaya, tetapi tidak berarti kemudian pemerintahan Abbasiyah kuat. Dengan
bukti beberapa pemberontakan dan ancaman kemudian muncul yang sewaktu-waktu
mengancam kelangsungan daulat Abbasiyah. Dan disini ada sekuang-kurang nya tiga
bentuk ancaman baru yang di hadapi oleh khalifah al-Mansur, yang merupakan
khalifah kedua yang dianggap Pembina pada Dinasti ini. Adapun ketiga gerakan
tersebut adalah gerakan Abdullah bin Ali, gerakan Abu Muslim al-Khurasani, dan
gerakan pemberontakan yang dilakukan oleh kalangan syi’ah.
Sistem
politik yang dijalankan oleh Dinasti Abbasiyah, antara lain:
a. Para Khalifah tetap
dari keturunan Arab, sedang para menteri, panglima, Gubernur dan para pegawai
lainnya dipilih dari keturunan Persia dan mawali.
b. Kota Baghdad digunakan
sebagai ibu kota negara, yang menjadi pusat kegiatan politik,ekonomi social dan kebudayaan.
c. Ilmu pengetahuan
dipandang sebagai suatu yangsangat penting dan mulia .
Kebebasan berfikir sebagai HAM diakui sepenuhnya .
Kebebasan berfikir sebagai HAM diakui sepenuhnya .
d. Para menteri turunan
Persia diberi kekuasaan penuh untuk menjalankan tugasnya dalam pemerintah.
b. Bidang
Ekonomi
Bidang Ekonomi pada Bani
Abbasiyah memiliki unsur-unsur yang
dikembangkan yaitu sebagai berikut:
1. Pertanian
Pada kala Dinasti Abbasiyah
ini, berlangsung pemerintahannya, yang mana para petani di bina dan juga di
arahkan, serta dengan meringankan pajak bumi para petani.
2. Perindustrian
Yang menjadi salah satu
bidang yang juga di perhatikan oleh Bani abbasiyah adalah di bidang industry,
yang mana memiliki faktor-faktor pendukung antara lain sebagai berikut: (1) adanya
ptensi alam berupa barang tambang, seperti perak, tembaga, biji besi, dll, (2)
hasil pertanina sebagai bahan baku industri, potensi alam wilayah Abbasiyah
cukup menjanjikan untuk mendukung ekonomi Bani Abbasiyah[8].
3. Perdagangan
Dalam bidang
perdagangan ini, menunjukan kemajuan yang peesat, ini tentu mengimbangi kedua
sektor diatas. Ibu kota pemerintahan Abbasiyah, Baghdad, menjadi pusat
perniagaan/perdagangan, serta menjadi penghubung antara barat dan timur yang
jauh.
c. Bidang
adsministratif
Pembaharuan yang paling
tampak secara administratif dari Dinasti ini adalah berpindahnya ibukota Negara
sebagi pusat kegiatan adsminidtraatif ke Baghdad. Pada masa ini juga dikenal
adanya jabatan wazir yang membawahi kepala-kepala departemen[9].
Jabatan ini ada yang menyebut sudah ada pada zaman Bani Umayah, tapi ada pula
yang menyebutnya belum[10].
d. Bidang
Ilmu Pengetahuan
Kemajuan Dinasti
Abbasiyah yang monumental tidak bias di pisahkan dengan lembaga pendidikan,
baik yang didirikan penguasa Abbasiyah maupun yang telah ada sejak awal
kemunculan islam. Pada saat itu lembaga pendidikan terdiri dari dua tingkatan
yaitu, pendidikan-pendidikan yang banyak berlangsung di Kuttab, dan lembaga
pendidikan tinggi yang banyak berlangsung di madrasah dan jami’[11].
e. Bidang
agama
Kemajuan
di bidanga agama antara lain dalam beberapa bidang ilmu, yaitu ulumul qur’an, ilmu
tafsir, hadis, ilmu kalam, bahasa dan
fiqih.
1. Fiqh
Tokoh-tokoh fiqh pada
masa dinasti abbasiyah:
-
Imam Abu Hanifah
-
Imam Malik
-
Imam Syafi’i
-
Imam Ahmad Bin
Hanbal
2. Ilmu
tafsir
Pada masa dinasti nin,
ilmu tafsir mengalami perkembangan yang sangat pesat.tokoh-tokoh ilmu tafsir:
-
Ibnu Jarir
At-Thabbari
-
Ibnu Athiyah
Al-Andalusi
-
Abu Muslim
Muhammad Bin Bahar Isfahani
3. Ilmu
hadis
Para ahli hadits pada
masa dinasti abbasiya;
-
Imam Bukhari
-
Imam Muslim
-
Ibnu Majah
-
Abu Dawud
-
Imam An-Nasa’i
-
Imam Baihaqi
4. Ilmu
kalam
Kajian dari pada ilmu
kalam adalah dosa, surge, neraka, serta perdebatab mngenai keturunan atau
tauhid.
Tokoh-tokoh para ahli
ilmu kalam pada masa dinasti abbasiyah:
-
Imam Abul Hasan
Al-Asy’ari Dan Imam Abu Mansur Al Maturidi.
-
Washil Bin
Atha’, Abul Huzail Al-Allaf
-
Al Juba’i
5. Ilmu
bahasa
Para ahli ilmu bahasa
pada dinasti abbasiyah:
-
Imam Sibawaih
-
Al Kiasi
-
Al Zakaria
Al-Farra
Selama berkuasa, pola pemerintahan yang
di terapkan berbeda beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaaya.
Berdasarkaan perubahan pola pemerintahan dan politik itu, para sejarawan
biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode :
1. Periode pertama (132 H/750 M-232 H /847
M), disebut periode pengaeuh Arab dan Persia pertama.
2. Periode Kedua (232 H/847 M-334 H/945 M),
disebut periode pengaruh Turki pertama.
3. Periode Ketiga (334 H/945 M-447 H-1055
M), masa kekuasaan dinasti Bani Buaiyah dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah.
Periode ini juga masa pengaruh Persia kedua.
4. Periode Keempat(447 H/1055 M-590 H/1194 M),
masa kekuaasaan Bani Seljuk dalam pemerintahann khalifah Abbasiyah; biasanya
disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua (di bawah kendali)kesulitan Bani
Seljuk (salajiqoh al-Kubra/Seljuk agung).
5. Periode Kelima (590 H/1194 M-656
H/1258M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya
hanya efektif di sekitar kota Bagdad (invasi dari tartar, dan ekspansi Bani
Utsmani secara besar besaran)
Pada periode pertama pemerintahan Bani Abbas mencapai masa keemasannya.
Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkrmbangan filsafat juga
ilmu pengetahuan dalam islam. Setelah periode ini berakhir, pemerintahan Bani
Abbasiyah mengalami penurunan dalam bidang politik, meskipun filsafat dan ilmu
pengetahuan terus berkembang.
4. DINASTI-DINASTI YANG MEMERDEKAKAN DIRI
DARI BAGHDAD
Kekuasaan dinasti Abbasiyah tidak pernah diakui oleh islam di wilayah
spanyol dan afrika utara, kecuali Mesir. Dan juga pada kenyataanya banyak
wilayah yang tidak di kuasai oleh khalifah.
Ada kemungkinan bahwa para khalifah bani
abbasiyah sudah cukup puas dengan nominal dari provinsi-provinsi tertentu,
dengan pembayaran upeti. Karena disini memiliki dua alasan.
-
Mungkin para khalifah tidak cukup kuat untuk membuat
mereka tunduk kepadanya.
-
Penguasa bani abbas lebih menitikberatkan pembinaan
peradaban dan kebudayaan dari pada politik dan ekspansi.
Akibat dari kebijaksanaan yang lbih mengedepankan kebudayaan dan
pembinaan peradaban disbanding politik, maka banyak wilayah provinsi yang lepas
dari genggaman Dinasti Abbasiyah.
Berikut adalah dinasti yang melepaskan diri dari genggaman dinasti
Abbasiyah.
1. Thahiriyah di Khurasan, Persia (820-872
M)
2. Safariyah di fars, Persia 9868-901 M0
3. Samaniyah di transoxnia (873-930 M)
4. Sajiyah di azerbeijan (878-930 M)
5. Buwaihiyah, di Persia (932-1055 M)
6. Thuluniyah di mesir (837-903 M)
7. Ikhsidiyah di Turkistan (932-1163 M)
8. Ghazwaniyah di Afghanistan (962-1189 M)
9. Dinasti saljuk (1055-1157 M)
10. Al barzuqani, kurdi (959-1015 M)
11. Abu ali, kurdi (990-1095 M)
12. Ayyubiyah, kurdi (1167-1250 M)
13. Idrisiyah di maroko (788-985 M)
14. Aghlabiyah di Tunisia (800-900 M)
15. Dulafiyah di Kurdistan (825-898 M)
16. Alawiyah di tabiristan (864-928 M)
17. Hamdaniyah di Aleppo dan musil (929-1002
M)
18. Mazyadiyah di hillah (1011-1150 M)
19. Ukailiyah di mausil (996-1095 M)
20. Mirdasiyah di Aleppo (1023-1079 M)
21. Dinasti umayyah di spanyol
22. Dinasti fatimiyah di mesir.
Dari persoa;an diatas, dilatarbelakangi oleh persaingan yang terjadi
antar masing-masing bangas dan juga paham keagamaan yang berbeda, missal syi’ah
dan sunni.
5. FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG KEMUNDURAN
DINASTI ABBASIYAH
Ada dua tokoh ayang menerangkan tentang
kemunduran dinasti abbasiyah[12],
antara lain:
Menurut W.Montgomery Watt, faktor yang
menyebabkan kemunduran dari dinasti abbasiyah adalah
-
Luasnya wilayah kekuasaandaulah abbasiyah,
-
Dengan profesionalisasiangkatan bersenjata
-
Keuangan Negara sulit karena biaya yang
dikeluarkanuntuktentara bayaran sangat besar.
Sedangkan menurut Dr. Badri Yatim, M.A
kemundurandinasti abbasiyah adalah
-
Adanya persaingan yang terjadi antar bangsa
-
Terjadinya kemerosotan dalam Bidang Ekonomi
-
Terjadinya konflik-konflik dalam hal keagamaan
-
Adanya perang salib
-
Serangan yang datang dari bangsa Mongol (1258 M)
6. AKHIR DARI KEKUASAAN DINASTI ABBASIYAH
Akhir dari kekuasaan dinasti ini adalah ketika Baghdad di hancurkan oleh
pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan 656 H/1258 M. khalifah bani
abbasiyah yang terakhir adalah dengan keluarganya , Al Mu’tashim Billah di
bunuh, buku-buku yang terkumpul diBaitul Hikmah di bakar dan di buang ke sungai
Tigris , sehingga sungai yang semula berwarna putih bersih, berubah menjadi
hitam kelam karena lunturan tinta-tinta dari buku-buku yang dibuang ke sungai
tersebut[13].
Dengan demikian lenyaplah sudah kekuasaan dari Dinasti Abbasiyah yang
telah memainkan peran penting dalam percaturan kebudayaan dan peradaban islam
dengan gemilang.
BAB III
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
-
Dinasti
abbasiyah didirikan pada tahun 132 H/750 M oleh abu Abbas Ash Saffah, dan
selkaligus sebagai khalifah pertama pada dinasti Abbasiyah. Kekuasaan Abbasiyah
berlangsung antar rentang waktuyaitu selama 5 abad dari tahun 132 H-656 H (750M-1258 M).
-
Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dari
dinasti abbasiyah, ada dua pendapat yaitu Menurut W.Montgomery Watt dan Dr.
Badri Yatim, M.A.
-
Akhir dari kekuasaan dinasti ini adalah ketika
Baghdad di hancurkan oleh pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan 656
H/1258 M
Sekiranya itu yang dapat kelompok kami
sampaikan, semoga bermanfaat terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Amin,Dr.Samsul Munir,Sejarah Peradaban Islam,Jakarta: Amzah, 2010
Fu’adi, Prof.Dr.Imam, M.Ag, sejarah peradaban islam,Yogyakarta: Teras, 2011
Ahmad, H.Zainal Abidin, sejarah islam dan umatnya,
Jakarta: Bulan Bintang
[1]
Propaganda yaitu kegiatan berpidato atau berbicara dengan maksud untuk mencari
simpati/pengikut.
[2]
Ahmad Amin, Dhuha al-islam, juz 1
(Cairo : Maktabah al Nudhhah al-Misriyyah, 1972). Hlm.32
[3]
Prof.Dr.Imam Fu’adi, M.Ag, sejarah
peradaban islam (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm 110.
[4]
H.Zainal Abidin Ahmad, sejarah islman dan umatnya ( Jakarta: Bulan Bintang,
1977), hlm 31.
[5]Maksud
disini melemparkan adalah menjerumuskan atau juga menyebabkan Bani Umayah pada
kekuasaan yang salah atau tidak sesuai dengan syari’at islam atau juga (DOSA).
[6]
Abul A’la al-Maududi, Khilafah dan kerajaan, hlm.248
[7] Ibid , hlm.174 Prof.Dr.Imam Fu’adi,
M.Ag, sejarah peradaban islam
(Yogyakarta: Teras, 2011),
[8] Ibid, hlm. 124
[9] Ibid, hlm.127
[10]
Yusuf al-Isyi,tarikh asyri al-Khilafat
al- ‘Abbasiyah 9Dimasyik: Darul al-Fikri, 1982), Hlm. 44
[11]
Hasan Asri, Menyingkap Zaman, hlm.
24-50
[12]
Dr.Samsul Munir Amin,Sejarah Peradaban
Islam,(Jakarta: Amzah, 2010), Hlm.154
[13] Ibid, hlm.156
Casino and Hotel - Hollywood Casino & Spa at Kansas Speedway
ReplyDeleteDiscover fun Casino 경기도 출장안마 & Hotel deals and 안산 출장안마 promotions at 전주 출장안마 Hollywood Casino & Spa at Kansas Speedway, Hollywood Casino 전라남도 출장샵 & Spa, Hollywood Casino & Spa, 춘천 출장샵 Hollywood Casino